JAKARTA -- Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, dalam menghadapi pilkada di 244 daerah tahun ini, Partai Golkar tidak mau berspekulasiCalon yang diusung harus benar-benar mumpuni, yang didasarkan pada hasil survei
BACA JUGA: Mangindaan Himbau PNS agar Netral di Pilkada
Tingkat popularitas berdasar hasil survei menjadi acuan utama untuk menentukan calon yang akan diusungKetua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, meski ada kader Golkar kawakan yang ikut menjadi nominator, namun jika popularitasnya kalah dengan calon non kader, Golkar tetap tak mau menetapkan kadernya itu sebagai calon yang akan diusung
BACA JUGA: PKS Survei Berkala Ukur Kekuatan
Contohnya mantan anggota DPR Syarfi Hutauruk yang justru tidak dicalonkan Golkar maju di pilkada Kota Sibolga.Akbar Tandjung menjelaskan, dengan berpatokan pada hasil survei ini, maka calon yang diusung Golkar punya peluang besar untuk menang
Khusus menanggapi kasus Syarfi Hutauruk, Akbar mengaku tetap memberikan dukungan kepadanya, meski dia tidak diusung Golkar dalam pilkada Kota Sibolga
BACA JUGA: Alot, Penetapan Calon PKS
Menurut Akbar, dirinya mendukung Syarfi karena dia sudah cukup dikenal sebagai kader GolkarSelama menjadi anggota DPR, kata Akbar, Syarfi sudah banyak memperjuangkan kepentingan pembangunan Tapanuli Tengah dan Sibolga."Meski tidak dicalonkan oleh Partai Golkar, yang penting Syarfi bisa maju meskipun dengan partai lainDia sudah bilang ke saya, dan saya katakan, silakan, yakinkan bahwa anda punya visi misi yang bagus untuk membangun Sibolga ke depan," ujar Akbar yang juga merupakan tokoh nasional dari Sibolga itu(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembuatan KTP Massal Harus Dicurigai
Redaktur : Soetomo Samsu