jpnn.com, JAKARTA - Kepindahan dua politikus Partai Demokrat ke Golkar baru-baru ini dinilai sebagai hal wajar. Pasalnya, partai berlambang segitiga Mercy tersebut tidak punya landasan ideologi yang kuat.
"Jadi bukan suatu keanehan ketika menjadi pilihan dari kader-kader partai lain yang memang terhempas dari persaingan-persaingan internal partai ketika tidak mendapatkan posisi strategis tertentu," ujar peneliti CSIS Edbert Gani dalam pesan yang diterima, Senin (30/5).
BACA JUGA: Ilham Arief Sirajuddin Pindah ke Golkar, Herzaky Demokrat Bilang Begini
Seperti diketahui, dua politikus Partai Demokrat baru-baru ini menyatakan bergabung dengan Golkar setelah kecewa tidak diangkat jadi ketua DPD oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.
Mereka adalah Bayu Airlangga, menantu eks Gubernur Jatim Soekarwo, dan politikus senior asal Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin.
BACA JUGA: Ilham Arief Sirajuddin Pindah ke Golkar, Kamhar Demokrat Bilang Begini
Edbert mengatakan bahwa Golkar dipandang sebagai partai yang terbuka.
"Golkar mencitrakan diri selalu berada di tengah dua kutub persaingan elektoral dan menjadi partai yang terbuka," kata Edbert.
BACA JUGA: KIB Manuver Cerdas Golkar Cs Membentuk Lanskap Politik 2024
Dikatakan Edbert, hal tersebut yang kemudian membuat baik Bayu dan Ilham memilih partai beringin tersebut sebagai tempatnya dalan berpolitik.
"Jadi menurut saya itulah yang membuat karakter Golkar menjadi kuat. Apalagi ini partai lama dan masih menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia dan karena posisinya itu yang berada di tengah," tandasnya. (dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif