Good News dari Jenderal Andika: Obat COVID-19 Racikan UNAIR Kelar, Tunggu Izin Edar

Sabtu, 15 Agustus 2020 – 22:02 WIB
Jenderal TNI Andika Perkasa bersama Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid (tengah) dan Rektor UNAIR M Nasih usai serah terima hasil uji klinis obat untuk pasien COVID-19 di Jakarta, Sabtu (15/8). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyampaikan kabar menggembirakan.

Menurut Andika, Universitas Airlangga (UNAIR) telah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga atas obat penawar untuk COVID-19. Selanjutnya, peredarannya tinggal menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BACA JUGA: Jenderal Andika Ucap Hamdalah untuk Progres Kasus COVID-19 di Secapa AD

"Obat ini tinggal menunggu izin edar dari BPOM," kata Andika usai penyerahan uji klinis tahap ketiga obat penawar COVID-19 oleh UNAIR di Mabes AD, Jakarta, Sabtu (15/8).

Untuk penelitian obat COVID-19 tersebut, UNAIR menggandeng Mabes AD, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri. Kombinasi tiga jenis obat itu telah dipakai pada  pasien COVID-19 yang dirawat tanpa ventilator di rumah sakit. 

BACA JUGA: YLKI Beberkan Alasan Maraknya Klaim Obat COVID-19

Alumus Akmil 1987 itu pun mengaku akan menemui kepala BPOM guna membicarakan soal izin edar obat penawar COVID-19.

"Hari Rabu saya menghadap ketua BPOM itu dalam rangka secara resmi mohon dukungan untuk percepatan izin," kata Andika.

BACA JUGA: Hiii, Bakal Banyak Tugu Peti Jenazah COVID-19

Lebih lanjut Andika menperkirakan obat itu akan memperoleh subsidi dari pemerintah. Alasannya, obat itu penting untuk menghadapi COVID-19 yang telah menjadi pandemi global.

"Saya yakin anggaran ini akan diberikan sehingga tidak semata-mata akan dijual begitu saja," jelasnya.

Mantan Danpaspampres itu memastikan proses produksi obat COVID-19 secara massal tidak ada terkendala. Menurutnya, semua proses uji klinis telah selesai dilaksanakan.

"Makanya kami sudah langsung akan berbicara rencana produksi. Siapa membuat apa, yang akan membeli bahan baku bagaimana, kemudian anggaran dari pemerintahnya seperti apa," kata Andika.

Pada kesempatan sama Rektor UNAIR Prof Mohammad Nasih mengungkapkan, pihaknya telah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga obat penawar untuk penanganan pasien COVID-19.

"Karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat COVID-19 pertama di dunia," katanya.

Nasih menuturkan, obat baru ini merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin.

Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Di luar negeri, tiga obat itu diberikan satu per satu kepada pasien. Namun, UNAIR megombinasikan ketiga obat itu menjadi satu.

Hasilnya ternyata efektif untuk mengobati para pasien COVID-19. Efektivitas obat itu  lebih dari 90 persen.

Selain itu dosis obat hasil kombinasi itu lebih rendah dibanding jika diberikan secara tunggal.

"Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya," ucap Nasih.(antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler