jpnn.com - jpnn.com -Malang nian nasib AF (16), seorang siswi kelas satu SMK di Kota Timika, Papua. Dia babak belur dipukul dua kakak kelasnya karena diduga telah menyebar gosip bahwa kakak kelasnya hamil.
“Ada teman yang kasih tahu ke kakak kelas itu, terus mereka datang pukul saya,” ujar korban saat melaporkan kasus penganiayaan terhadap dirinya di Polres Mimika, Senin (23/1) lalu.
BACA JUGA: Terdakwa dan Keluarga Korban Pelukan, Nangis di Sidang
Kepada Radar Timika, AF mengungkap, hanya karena menyebarkan gosip hamil dari mulut ke mulut akhirnya sampai ke telinga kakak kelas yang dituju. Pelaku datang bersama beberapa temannya, dan langsung menganiaya dirinya di sekitar sekolah.
"Saya yang bilang kakak itu hamil, terus ada yang cerita, terus mereka dengar langsung datang pukul saya,” ujar AF.
BACA JUGA: Diajak Kencan Kenalan di Medsos, Lapor Suami
Korban mengatakan, bahwa saat kejadian pemukulan tersebut dilakukan oleh dua orang dengan tangan kosong. Namun yang datang itu ada enam orang. Dan di antara beberapa orang itu ada yang mencoba untuk menghalau, namun ada yang hanya duduk dan ada juga yang merekam kejadian tersebut.
Atas kejadian tersebut, ibu korban kemudian mengantar korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Saat ditemui di Mapolres Mimika, ibu korban mengaku bahwa anaknya dianiaya karena ada kecemburan persaingan di kelas, karena anaknya itu selalu masuk 10 besar, sehingga temannya cemburu sehingga menganiaya anaknya.
BACA JUGA: Gadis Ini Bawa Motor dengan Punggung Tertancap Pisau
“Teman-temannya itu cemburu karena anak ini biar tidak masuk sekolah, tapi selalu masuk 10 besar jadi mereka iri,” terangnya.
Sang ibu menceritakan bahwa anaknya itu babak belur saat pulang sekolah. Dan saat masuk ke rumah anak tersebut berjalan sambil tunduk tertutup topi dan rambut. Namun setelah dilepas baru diketahui wajah anaknya itu bengkak. “Saya tanya dia, baru mengaku dipukul sama anak-anak di sekolah,” ujanrya.
Selain dipukul anaknya juga diancam bahwa apabila anaknya itu sampai melaporkan penganiayaan tersebut ke polisi akan dipukul kalau masuk sekolah. Bukan hanya itu, beberapa kali terlihat teman-teman pelaku mondar-mandir dengan motor di depan rumah korban untuk mengecek korban.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak sekolah, dan pihak sekolah mengambil inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun orang tua korban tidak terima sehingga, keluarga melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, untuk memberikan efek jera kepada para pelaku.
“Orang tua mana yang tidak terima kalau anaknya dipukul di sekitar sekolah. Pihak sekolah katanya mau selesaikan, tapi macam tidak ada tanggapan jadi saya bawa ke polisi saja,” terang ibu korban.
Kasus tersebut hingga kini masih ditangani oleh pihak kepolisian resor Mimika. (rex/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh Gusti! Nenek Sayat Tangan Cucu, Nadi Nyaris Putus
Redaktur & Reporter : Adek