jpnn.com - JAKARTA - Fenomena kekerasan yang mengatasnamakan agama terus terjadi di dunia. Anggapan agamanya yang paling benar, menjadi dasar dari konflik dan kekerasan yang berujung pada pemaksaan keyakinan.
Melihat kondisi tersebut, GP Ansor menginisiasi kegiatan Global Unity Forum (GUF) 2016 demi membangun peradaban tanpa kekerasan.
BACA JUGA: Jangan Biarkan DPP Golkar Tempat Berkumpulnya Para Calo
Global Unity Forum 2016 menghadirkan pembicara yang berasal dari Indonesian Catholic Bishop Conference (KWI), perwakilan dari Kristen Koptik Mesir, perwakilan dari Myanmar dan perwakilan dari Amerika Serikat serta pembicara asal Yahudi (The Chabad of hongkong and China Region). Sedangkan dari Indonesia diwakili oleh Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas berharap forum ini mampu mengubah paradigma pertempuran melawan ekstrimisme agama menuju kebersamaan dan kerukunan hidup manusia. Dia menilai, agama seharusnya dapat membawa setiap penganutnya hidup damai dengan umat lain, dan bukan sebaliknya.
BACA JUGA: Menlu: Pelepasan Ini Hasil Kerja Bersama!
"Kami yakin forum ini mampu menghasilkan pemahaman dan pijakan bersama untuk menyelamatkan peradaban dunia dari tragedi kemanusiaan yang timbul karena kekerasan atas nama agama," ujar Yaqut , di Hotel The Acacia, Jakarta, Kamis (12/5).
Yaqut Menambahkan saat ini kekerasan yang mengatas nama agama terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Perang saudara di Suriah yang tak kunjung surut, ancaman bom bunuh diri di berbagai Negara Eropa, hingga konflik Israel-Palestina merupakan bukti jika agama masih dijadikan legitimasi untuk menyerang dan menyakiti sesama.
BACA JUGA: Akhirnya! Didampingi Pangkostrad, Disambut Panglima dan Menlu
“Ironisnya kekerasan-kekerasan itu memicu Islamphobia di mana-mana. Islam seolah menjadi pesakitan karena sebagian besar pelaku kekerasan mengaku beragama islam,” ujarnya.
Harapannya, GUF mampu menjadi forum dialog antarpenganut agama untuk mencari solusi atas berbagai tindak kekerasan yang terjadi. Menurut dia, tindak kekerasan atas nama agama biasanya terjadi karena kekeliruan tafsir atas pesan-pesan agama.
“Agama semestinya membawa setiap penganutnya hidup damai di muka bumi. Kalau yang terjadi sebaliknya berarti ada yang bermasalah terhadap cara pandang dan tafsir atas pesan utama dari agama,” ujarnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, 4 Eks Sandera Abu Sayyaf Segera Jumpa Keluarga
Redaktur : Tim Redaksi