jpnn.com, WASHINGTON - Jaksa Agung Khusus Amerika Serikat Robert Mueller memberikan kejutan buat Presiden AS Donald Trump dan kroninya, Kamis (3/8). Wall Street Journal merilis Mueller telah membentuk panel grand jury. Itu mengindikasikan bahwa mantan direktur FBI tersebut mendapat petunjuk kuat tentang dugaan keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS.
"Sebagian besar orang tahu, jika tidak ada orang Rusia, kampanye tidak pernah ada. Kami menang bukan karena Rusia, tetapi karena kalian,’’ ujar Trump di hadapan para pendukungnya di Huntington, Negara Bagian West Virginia, Kamis malam. Presiden ke-45 AS itu mengungkapkan bahwa oposisi tidak bisa mengalahkannya saat pemilu presiden lalu. Makanya, mereka mencari perkara saat ini.
BACA JUGA: Lowongan Serius! Dicari: Pelindung Galaksi
Trump pantas marah karena posisinya seakan tersudut. Grand jury berhak memanggil saksi tanpa didampingi pengacara dan meminta keterangan secara tercatat. Keterangan itu nanti bisa dijadikan bukti di persidangan. Grand jury juga berhak meminta dokumen rahasia untuk dibuka demi mendukung perkembangan kasus. Setelah semua keterangan dan bukti diperoleh, grand jury akan memutuskan penanganan kasus tersebut bisa dilanjutkan atau tidak.
Nah, jika memang penanganan dilanjutkan, tentu saja tersangka harus ditentukan. Sederet nama orang dekat Trump, termasuk putra dan menantunya, sudah mengakui bertemu dengan beberapa tokoh Rusia. Meskipun, mereka ngotot bahwa pertemuan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan pemilu. Demi memudahkan penyidikan, jaksa agung berhak menangkap tersangka.
BACA JUGA: Trump Tak Mampu Menepati Janji, Rusia Mulai Usir Diplomat AS
Berdasar informasi yang dihimpun kantor berita Reuters, panel grand jury yang ditunjuk Mueller dibentuk pekan lalu. Mereka bahkan sudah mengeluarkan beberapa surat panggilan untuk para saksi yang tahu tentang pertemuan Donald Trump Jr dan Jared Kushner dengan pengacara Rusia Natalia Veselnitskaya Juni tahun lalu.
’’Ketika seseorang mendapat surat panggilan untuk bersaksi, itu bisa mendorong keseriusan penyelidikan,’’ tegas mantan jaksa federal dan profesor di Standford Law School David Sklansky. Saksi yang mendapat panggilan, mau tak mau, harus datang. Begitu pula jika mereka diminta untuk membawa dokumen-dokumen yang dibutuhkan pengadilan. Grand jury juga bisa mengajukan permintaan dokumen pajak Trump jika memang dibutuhkan. Selama ini Trump tidak pernah mau mengungkapkan laporan pajaknya.
BACA JUGA: Direktur FBI Siap Mundur Jika Trump Ikut Campur
Sejak ditunjuk Mei lalu, kuasa Mueller memang tidak hanya menyelidiki pilpres AS yang sudah berlalu. Tetapi, juga penyelidikan keterlibatan orang-orang dekat Trump dan upaya-upaya untuk menghalangi penyidikan serta penghilangan bukti-bukti. Hingga ini, Mueller tutup mulut terkait dengan kabar panel juri yang beredar luas tersebut.
Pada hari yang sama, dua senator mengusulkan rancanangan undang-undang (RUU) untuk melindungi Mueller dan meminimalkan kemungkinan dirinya dipecat secara langsung oleh Trump. Mereka berdua adalah Senator Thom Tillis dari North Carolina yang merupakan orang Repulik dan Senator Chris Coons dari Delaware yang berasal dari Demokrat.
Dalam acara CNN Newsroom, Tilis menegaskan bahwa di RUU yang diusulkannya itu Trump bakal tetap memiliki kekuatan untuk menyingkirkan Mueller. Tetapi, RUU itu akan memastikan bahwa pemecatan dilakukan dengan sepatutnya. Bukan serta-merta tanpa alasan. ’’Dan, jika memang ada pemecatan, kami hanya ingin memastikan lewat peninjauan hukum bahwa jaminan kepatutan itu ada,’’ tegasnya.
Saat ini, berdasar aturan penunjukan jaksa khusus, Mueller hanya bisa dipecat oleh Jaksa Agung Jeff Session dan wakilnya, Rod Rosenstein. Session tidak bakal memecat Mueller. Sebab, dia sudah menyatakan cuci tangan dari semua hal yang berkaitan dengan campur tangan Rusia di pilpres AS. Keputusan Session itu sempat membuat Trump naik pitam. Satu-satunya orang yang bisa memecat Mueller dengan mudah adalah Rosenstein.
Jika Rosenstein tidak mau, Trump bisa memecat dia dan mengganti dengan orang kepercayaannya. Sebagai presiden, dia memiliki kuasa untuk mencabut aturan tentang jaksa khusus. Jika aturan tersebut dicabut, dia bisa memecat Mueller secara langsung.
’’Jika itu terjadi, presiden menunjukkan kemampuannya untuk menghalangi penyelidikan,’’ ujar Profesor Noah R. Feldman dari Harvard Law School. (reuters/afp/cnn/sha/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Drama 10 Hari di Gedung Putih, Trump Bongkar Pasang Staf
Redaktur : Tim Redaksi