Greenpeace Indonesia: Beralih Gunakan BBM Oktan Tinggi, Pencemaran Udara Bisa Dikurangi

Kamis, 22 Oktober 2020 – 13:10 WIB
Ilustrasi pengisisan BBM ke kendaraan. Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Hindun Mulaika menyoroti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

Penggunaan BBM dengan angka oktan tinggi sangat berperan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). Dan hal itu kata dia harus simultan dilakukan, dengan pembenahan sistem transportasi yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Mau Kendaraan Awet? Gunakan BBM Sesuai Spesifikasi Mesin

“BBM yang lebih bersih itu dengan oktan lebih tinggi, juga harus diperhatikan. Jadi, uji emisi kendaraan itu penting sekali, karena salah satu sumber polusi utama dari sana,” jelas Hindun.

Pemakaian BBM dengan angka oktan tinggi tersebut, menurut Hindun, merupakan cara terdekat yang bisa dilakukan.

BACA JUGA: BBM RON Rendah Sangat Berisiko Bagi Mesin Kendaraan

Dengan beralih menggunakan BBM oktan tinggi, pencemaran udara akibat pemakaian BBM RON rendah bisa dikurangi.

Penggunaan BBM oktan tinggi juga harus dilakukan secara paralel melalui pembenahan sistem transportasi. Misal, peralihan dari kendaraan pribadi menjadi mass rapid transportation, seperti MRT dan Transjakarta.

BACA JUGA: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian hari ini, Kamis 22 Oktober 2020

Selain itu, juga dengan memberikan fasilitas yang lebih nyaman dan aman bagi pesepeda.

Pembenahan secara paralel itulah, yang juga dilakukan di berbagai kota besar di dunia. Misalnya saja, Bogota. Pada saat pandemi, berbagai kota besar dunia memperbaiki sistem transprotasi.

“Mereka membangun jalur pesepeda yang terproteksi sampai puluhan kilometer. Pesepeda menjadi aman tanpa takut tertabrak kendaraan lain,” seru Hindun.

Nah saat pandemi Covid-19 inilah, seharusnya bisa menjadi titik awal untuk melakukan pembenahan. Kalau tidak, lanjut Hindun, komitmen Indonesia pada Paris Agreement yang tertuang dalam Dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), akan sulit tercapai.

Dalam NDC disebutkan, target penurunan emisi Indonesia hingga 2030 sebesar 29 persen dari Bussiness as Usual (BAU) dengan upaya sendiri dan sampai dengan 41 persen dengan bantuan internasional.(chi/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler