BBM RON Rendah Sangat Berisiko Bagi Mesin Kendaraan

Selasa, 29 September 2020 – 22:10 WIB
Ilustrasi pengisisan BBM ke kendaraan. Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ahli motor bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman K. Reksowardojo menyoroti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah yang sangat berisiko bagi mesin.

Mulai dari menurunkan performa/unjuk kerja (daya, efisensi), memburuknya emisi gas buang, kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking), bahkan sampai risiko terburuk yaitu ruang bakar berlubang.

BACA JUGA: BBM RON Rendah Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan, Pakar Lingkungan: Enggak Usah Dijual Lagi

“Knocking inilah yang harus dihindari karena bisa merusak mesin, membuat piston berlubang, dan menurunkan efisiensi dan menaikan emisi gas buang,” kata Iman.

Secara termodinamika, knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi. Akibatnya, BBM bisa terbakar sebelum waktunya dinyalakan oleh api dari busi.

BACA JUGA: Sudah 94% Pasien Covid-19 di Pupuk Kaltim Selesai Isolasi Mandiri

“Dan pembakaran yang terjadi bukan dari busi itulah yang disebut knocking. Kondisi ini yang terjadi pada BBM RON rendah, dan sangat merusak mesin karena temperatur dan tekanan yang sangat tinggi," serunya.

Hal itulah, lanjut Iman, yang membedakan dengan BBM RON tinggi, 92 ke atas. BBM RON tinggi tersebut tahan terhadap temperatur dan tekanan tinggi, untuk tidak menyala dengan sendirinya.

BACA JUGA: BTN Dapat Tambahan Dana PEN, Pahala Makin Optimistis Capai Target Rp30 Triliun

“Pembakaran yang terjadi hanya dari berasal api busi, bukan karena temperatur dan tekanan yang tinggi yang berasal bukan dari busi,” seru Iman.

Semakin tinggi angka oktan, yang dicerminkan dari RON BBM, akan semakin baik pula kualitas BBM.

Apalagi, spesifikasi meskin kendaraan keluaran terbaru memang dirancang untuk BBM dengan RON yang tinggi. Dengan begitu, mau tidak mau pemilik kendaraan bermotor memang harus mengisi tangki kendaraannya dengan BBM berkualitas tersebut.

“Jadi memang harus sesuai. Kalau mesinnya dirancang untuk oktan tinggi maka harus mempergunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi off-design operation atau operasi mesin di luar perancangan. Dan kalau di luar rancangannya maka output-nya juga di luar rancangan. Misal daya, efisiesi menurun, usia mesin menjadi pendek, emisi gas buang memburuk dan seterusnya,” papar Iman.

BBM dengan angka oktan tinggi, lanjut Iman, bila digunakan pada motor bensin dengan perbandingan kompresi tinggi menghasilkan daya yang tinggi. Hal ini membuat pemakaian bahan bakar yang irit dan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.

“Ibarat tubuh yang membutuhkan makanan bergizi, BBM ber angka oktan tinggi ini adalah ‘makanan’ sehat untuk kendaraan bermotor. Tidak hanya untuk kendaraan keluaran baru, BBM oktan tinggi juga baik untuk kendaraan-kendaraan lama,” tandas Iman. (chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler