Grup Tempur NATO Siaga di Eropa Timur, Ini Tugas Mereka Jika Rusia Macam-Macam

Senin, 07 Februari 2022 – 02:39 WIB
Pasukan NATO asal Kanada mengikuti latihan militer di pangkalan militer Adazi, Latvia, pada 29 November 2021 lalu. Foto: GINTS IVUSKANS / AFP

jpnn.com, BERLIN - Jerman tengah mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan tambahan ke Lithuania, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht.

Pertimbangan tersebut didorong ketegangan yang masih tinggi terkait aktivitas militer Rusia dekat Ukraina.

BACA JUGA: Amerika Cs Mengancam, Rusia Amankan Kontrak Besar dengan China

Dalam wawancara dengan grup media Funke yang disiarkan daring pada Minggu (6/2) dan di surat kabar pada Senin (7/2), Lambrecht mengatakan Jerman sudah memberikan kontribusi penting di Lithuania dengan memimpin grup tempur NATO.

“Pada prinsipnya, pasukan tambahan tersedia sebagai bala bantuan dan kami dalam pembicaraan dengan Lithuania saat ini untuk mencari tahu apa yang tentunya masuk akal dalam hal ini,” katanya.

BACA JUGA: AS Tuding Rusia Rancang Video Propaganda untuk Invasi Ukraina

Rusia telah membantah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi memiliki puluhan ribu pasukan dekat perbatasan negara tetangganya itu.

Kondisi itu mendorong Amerika Serikat mengerahkan sekitar 3.000 pasukan tambahan guna memperkuat sayap timur NATO di Polandia dan Rumania.

BACA JUGA: Intel: Rusia Bakal Gunakan Hoaks untuk Memulai Invasi ke Ukraina

Pasukan pertama AS tiba pada Sabtu (5/2) di pangkalan militer Rzeszow di Polandia tenggara.

NATO sudah mengerahkan empat unit tempur multinasional dengan total 5.000 pasukan di Polandia, Lithuania, Latvia dan Estonia.

Pasukan tersebut dikirim untuk merespon pencaplokan Rusia atas wilayah Krimea dari Ukraina pada 2014.

Apa yang disebut dengan grup tempur NATO yang dipimpin AS, Jerman, Kanada dan Inggris ini, dimaksudkan untuk menghentikan serangan di wilayah itu dan mengulur waktu bagi pasukan tambahan NATO untuk mencapai lini depan.

Dua pejabat AS mengatakan pada Sabtu bahwa Rusia memiliki sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang diyakini akan dibutuhkan untuk serangan skala penuh terhadap Ukraina.

Lambrecht lagi-lagi mengesampingkan pemasokan senjata untuk Ukraina setelah Kedutaan Ukraina di Jerman mengirim daftar dengan permintaan khusus kepada Kemenhan dan Kemenlu di Berlin.

Daftar itu meliputi sistem pertahanan misil, alat untuk peperangan elektronik, kacamata penglihatan malam, radio digital, stasiun radar, dan ambulan militer— peralatan yang angkatan bersenjata Jerman sendiri masih kekurangan. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler