Intel: Rusia Bakal Gunakan Hoaks untuk Memulai Invasi ke Ukraina

Jumat, 04 Februari 2022 – 18:25 WIB
Tentara Rusia berbaris di Lapangan Merah, Moscow, pada Mei 2021 lalu. Foto: KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat mengatakan Rusia telah merancang sejumlah opsi sebagai dalih untuk melakukan invasi di Ukraina. Salah satunya adalah dengan menyebarkan video hoaks yang memperlihatkan serangan terencana terhadap negara mereka.

Intelijen AS yakin Rusia dapat menggunakan video rekayasa yang menunjukkan gambar-gambar kekacauan, ledakan, serta peralatan militer milik Ukraina atau negara NATO, untuk membenarkan invasi militer.

BACA JUGA: Erdogan Berkoar soal Perdamaian Rusia dan Ukraina, Jet Tempur Turki Bombardir Suriah

"Melibatkan para aktor yang berperan sebagai warga yang berduka atas kematian orang-orang dalam kejadian yang mereka (Rusia) ciptakan sendiri… (dan) penyebaran mayat-mayat untuk mewakili tubuh mereka yang katanya terbunuh," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer kepada MSNBC.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah laporan itu, menurut kantor berita TASS, dengan mengatakan hal serupa pernah dikatakan oleh AS sebelumnya tapi tidak mengartikan apa-apa.

BACA JUGA: Bos Intel Jerman Ungkap Rencana Invasi Rusia ke Ukraina, oh Ternyata

Rusia sebelumnya telah menolak tuduhan sedang berusaha menciptakan konflik. Mereka mengatakan pihaknya tidak merencanakan invasi tapi bisa mengambil tindakan militer jika tuntutan keamanan mereka tidak dipenuhi.

Moskow pada Kamis menuduh Washington mengabaikan seruannya untuk meredakan ketegangan. Tuduhan itu muncul sehari setelah AS mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.

BACA JUGA: Update dari Eropa: Tak Ada Sinyal Perdamaian, AS dan Rusia Malah Perburuk Keadaan

"Jelas bahwa itu bukanlah langkah-langkah untuk meredakan ketegangan, namun sebaliknya menjadi tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan," kata Peskov pada Kamis.

"Kami selalu menyerukan mitra Amerika kami untuk berhenti menambah ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukannya," kata dia.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung kelompok separatis di bagian timur negara itu.

Moskow menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk janji NATO untuk tidak mengakui Kiev, ketika 100.000 tentara Rusia dikerahkan ke dekat perbatasan Ukraina.

Pemerintah AS telah mengatakan bahwa kecil kemungkinan bagi Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam waktu dekat.

Namun Washington mengatakan Ukraina harus menentukan masa depannya sendiri di tengah benturan kekuatan atas wilayah mereka usai berakhirnya Perang Dingin di Eropa.

Para penerjun payung dari Angkatan Darat AS pada Kamis menaiki pesawat yang diterbangkan ke Eropa Timur "untuk membantu memastikan sekutu NATO kami dan mitra-mitra kami menghalangi Rusia," kata juru bicara AD AS Matthew Visser.

Para tentara itu diberangkatkan dari Fort Bragg di Carolina Utara. Sekitar 1.700 orang, terutama dari Divisi Udara ke-82, dikerahkan ke Polandia, sementara 300 lainnya bergerak ke Jerman, kata dia. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler