jpnn.com - Gua Jepang ini bisa menjadi lokasi wisata alternatif yang layak Anda kunjungi. Ada 20 gua yang berderet dan membentang di perbatasan Bantul dan Gunungkidul. Bonus lainnya, pemandangannya sangat indah, cocok bagi yang hobi foto-foto.
MEITIKA CANDRA LANTIVA, Bantul
BACA JUGA: Bupati Bantul Izinkan Persija Bermarkas di Sultan Agung
Gua Jepang ini terletak di Padukuhan Ngreco, Surocolo, Seloharjo, Pundong, Bantul. Jika dari Jalan. Parangtritis, setelah Jembatan Kretek dapat ambil arah kiri hingga menemukan petunjuk jalan ke Gua Jepang. Sekitar 4 kilometer, sampai kita ke gua yang dimaksud.
Gua Jepang ini terbagi menjadi 20 gua. Ada 19 gua yang dikelola oleh warga setempat. Kecuali tiga gua dikelola oleh warga Bantul. Gua nomor 1, 18, dan 20 itu masuk kawasan Gunungkidul. Nomor 1 dan 18 berada di Desa Girijati, Gunungkidul, sementara nomor 20 berada di Parangtritis, Bantul. Namun warga hanya fokus dengan 19 gua saja, karena gua ke-20 belum memiliki jangkauan akses yang baik.
BACA JUGA: Ikan Melimpah, Melaut Sebentar Bisa Bawa Pulang Rp 5 Juta
Untuk dapat sampai ke gua satu, harus menempuh jalan sekitar 1,8 Km. Selanjutnya ke gua 2 jaraknya 200 meter, berdekatan dengan gua 3 dan gua 4. Selanjutnya menuju gua lima, berdekatan dengan area parkir Gua Jepang.
Ada area istirahat yang menyediakan warung makan. “Gua ke-4 dan ke-5 ini jaraknya sekitar 200 meter,” ungkap Tukijan, salah satu pemilik warung, warga Ngreco RT 1.
BACA JUGA: Menteri Budi Terpana Dengan Pembangunan Gunung Kidul
Lorong di salah satu gua Jepang. Foto: MEITIKA CANDRA L/RADAR JOGJA/JPNN.com
Untuk melanjutkan ke gua berikutnya, harus berjalan kaki dan mengitari jalan leter O. Hingga menemukan banyak gua. Gua ke-5 hingga 7 letaknya berderet. Gua 8 hingga 11 di area leter O itu. “Bangunannya di dalam bawah tanah, dan ada yang di atas. Kalau musim hujan, ada yang terendam air,” ungkapnya.
Tukijan menceritakan, konon gua itu dibuat saat Jepang secara diam-diam menginjakkan kaki di Jogjakarta. Kedatangan Jepang untuk mengusir penjajah Belanda. “Berdasarkan cerita Mbah Sono, mbah saya itu, Jepang sengaja dipanggil oleh Bung Karno lewat PBB untuk mengusir Londo,” ungkap Tukijan.
Dikatakan, Mbah Sono pula yang ikut menjadi salah satu pembuat bangunan bawah tanah Gua Jepang. Sebelum adanya gua itu, bukit Ngreco merupakan area pertanian bagi warga setempat. Seperti biasa, setiap hari warga bertani di kebun. Seketika digemparkan adanya orang asing yang tiba-tiba berada di area perkebunan.
Karena pemerintah desa saat itu tahu tujuan kedatangan Jepang untuk mengusir Belanda, akhirnya sepakat bekerjasama dengan Jepang. “Nah, salah satunya membuat markas Jepang, berupa gua dan bunker. Tempat itu untuk mengintai sekutu,” terang Tukijan (9/12).
Ia menambahkan, kata leluhurnya itu Jepang sampai di desanya Maret 1942. Ukuran gua rata-rata tiga meter hingga lima meter. Ada beberapa juga yang tergabung dua pintu saling terhubung. Bangunan dibuat warga kala itu menggunakan pasir dari Sungai Opak.
“Warga menambang pasir sesuai arahan Jepang. Tidak boleh lebih dan kurang. Menyisir tebing berbatu yang saat ini sudah jadi jalan aspal,” terang Tukijan.
Belanda terusir, Jepang semakin menjadi-jadi membangun tepat tinggal di area pertanian. Akhirnya pada tahun 1945, Belanda terusir. “Dan waktu itu pada 17 Agustus Bung Karno menyatakan merdeka. Tentara Jepang menyerah dan kembali ke wilayahnya,” ujarnya.
Gua 12 hingga 17 berada di jalan dari leter O ke arah selatan. Ukurannya hampir sama. Sebagian ada bunkernya, sebagian tidak. Gua yang tidak terkelola, lantaran aksesnya belum baik.
Hingga pada 2018 ini renovasi demi renovasi dilakukan. Ada penambahan wahana berupa tempat area foto. Ada Puncak Khayangan, ada Puncak Mrangi, spot Kembang Sepatu dan spot foto Gua Jepang. Yang menjadi kelebihan Gua Jepang, karena berada di bukit yang langsung menghadap selatan. Jadi dapat melihat pemandangan semenanjung pantai dan area hijau pertanian.
“Udaranya sejuk, pemandangan bagus. Dapat melihat indahnya pantai selatan. Kalau sore dapat melihat sunset,” ungkap Krisnawati, 25, salah seorang pengunjung asal Jambi.
Gua Jepang menjadi area wisata dan bisa menghidupkan warga Ngreco dan sekitarnya. Warga berharap wisata ini akan semakin dikenal dan diminati Wisatawan. “Mudah-mudahan jadi tempat kejayaan warga sini,” ungkap Siti Kertinah, 50, warga Ngreco. (laz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuk, Bikin Film Pendek tentang Objek Wisata di Bantul
Redaktur & Reporter : Soetomo