Gubernur BI Buka Suara Terkait Tapering Off The Fed, Begini...

Jumat, 20 Agustus 2021 – 06:15 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan fakta soal isu tapering off The Fed. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan fakta perihal sinyal tapering off The Fed awal 2022 atau akhir 2021.

Perry memastikan dampak pengetatan kebijakan alias tapering off Bank Sentral AS itu tak akan sebesar krisis taper tantrum pada 2013.

BACA JUGA: Sinyal Tapering Off The Fed Makin Menguat, Kurs Rupiah Kamis Pagi Ambyar

"Saya perlu tegaskan dampaknya terhadap global maupun emerging market, terhadap Indonesia khususnya tidak akan sebesar saat itu," tegas Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Agustus 2021 di Jakarta, Kamis (19/8).

Menurut dia, setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut.

BACA JUGA: Isu Tapering Off The Fed Tak Bisa Dianggap Remeh, Coba Lihat Kurs Rupiah Senin

Pertama, kondisi terkini komunikasi The Fed makin jelas mengenai kerangka kerja, alur kebijakan, perkiraan ekonomi ke depan, inflasi, dan pengangguran.

"Rencana tapering The Fed itu jelas dan sering dikemukakan. Dengan demikian pasar juga semakin memahami pola kerjanya," ujar Perry.

BACA JUGA: Ekonom Peringatkan Ancaman Nyata Dampak Tapering Off The Fed

Kedua, dia menjelaskan BI sudah memiliki kebijakan yang cukup kuat dalam mengantisipasi tapering off The Fed, yakni melalui triple intervention.

"BI juga koordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam mengelola imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik bagi investor asing," kata dia.

Perry menekankan kebijakan mengantisipasi tapering The Fed tersebut sudah dilakukan sejak Februari 2021 saat yield obligasi AS sempat meningkat tajam.

Ketiga, tingginya cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2021 yakni mencapai USD 137,3 miliar USD, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Posisi tersebut jauh lebih dari cukup untuk kami tetap melakukan stabilisasi (dampak tapering off The Fed, red)," ucap Perry. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler