jpnn.com, JAWA BARAT - Pelaksana harian (Plh) Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta seluruh kepala daerah mengecek izin operasional yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di wilayah masing-masing.
Perintah Uu itu pun buntut dari heboh kasus ACT yang diduga menyelewengkan dana bantuan masyarakat.
BACA JUGA: Temuan PPATK Mengejutkan, Densus 88 Langsung Bergerak, ACT Makin Suram
"Kepada kepala daerah yang di wilayahnya ada kantor ACT untuk segera mengecek izin lokasi, izin operasional, ataupun izin-izin yang lain terhadap legalitas kantor tersebut," kata Uu dalam video yang diterima JPNN.com, Rabu (6/7).
Uu meminta para kepala daerah di Jawa Barat secepat mungkin melaksanakan perintahnya tersebut.
BACA JUGA: Begini Reaksi Presiden ACT Saat Ditanya Aliran Dana ke Kelompok Al Qaeda
"Kalau boleh sesegera mungkin karena memang ini takut berdampak ke yang lebih besar lagi," ujar Uu.
Sebelumnya, dalam laporan yang diterbitkan media nasional, ACT diduga melakukan penyelewengan dana bantuan.
BACA JUGA: ACT di Daerah Ini Tetap Beroperasi Meski Izin Pengumpulan Dana Dicabut
Eks pendiri ACT Ahyudin diduga mendapat gaji Rp 250 juta per bulan serta fasilitas operasional berupa satu unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda C-RV.
Adapun untuk jabatan di bawah Ahyudin dikabarkan mendapat gaji dan fasilitas yang tak kalah mewah.
Selain itu, uang miliaran rupiah juga diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi, yakni pembelian rumah hingga perabotan rumah tangga.
Ahyudin, istri, dan anaknya pun disebut-sebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT.
Aliran dana oleh anak perusahaan itu pun diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.
Di sisi lain, dugaan penyelewengan dana juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta yaitu dugaan penggelapan pada program Lumbung Ternak Wakaf di Blora, Jawa Tengah.
Lalu, ACT disebut mendapatkan dana Rp 135 miliar dari Boeing untuk membangun 91 sekolah.
Pembangunan sekolah itu bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
Namun, sebagian dananya dikabarkan dipakai untuk menutup pembiayaan ACT.
Pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin pun mengundurkan diri usai diminta oleh para pimpinan. (cr1/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPATK Sebut Uang Donasi Diputar untuk Bisnis, ACT: Momentumnya Kurang Pas
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Dean Pahrevi