jpnn.com, SAMARINDA - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Isran Noor mengeluhkan minimnya dana perimbangan yang kembali ke Kaltim sebagai daerah penghasil.
Menurut Isran Noor, kontribusi Kaltim atas penerimaan negara selama ini sangat besar, tetapi dana yang kembali melalui dana perimbangan masih minim.
BACA JUGA: Monas Lokal
Di sisi lain, hingga saat ini Provinsi Kaltim yang berjuluk Benua Etam ini masih dihadapkan dengan sejumlah permasalahan pembangunan.
Terutama terkait pembangunan infrastruktur, jalan, dan jembatan yang kondisinya rusak di sejumlah wilayah di Kaltim.
BACA JUGA: Gubernur Kaltim Isran Noor: Wibawa Negara Sudah Tidak Ada, Sedikit Saja Sisanya
“Ruas jalan di Kaltim di mana-mana banyak yang hancur, ‘lerak’ bunyi urang Kutai,” ucap Gubernur Isran menghadiri Rapat Koordinasi Administrasi Pembangunan se-Kaltim yang dihelat di Ballroom Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong pada Senin (23/5).
Isran mengeluhkan di saat penerimaan anggaran daerah-daerah di Jawa naik, justru sebaliknya dirasakan Kaltim. Penerimaan di luar Pulau Jawa termasuk Kaltim sebagai daerah penghasil malah turun.
BACA JUGA: Isran Noor Jago Merayu, Presiden Jokowi Diam Lantas Tertawa, Lokasi IKN di Kalteng Batal
Mantan Bupati Kutai Timur ini membeberkan komoditi kelapa sawit yang menghasilkan sekira 2,5-3 miliar USD perbulan dan jika dirupiahkan mencapai Rp 350 triliun.
“Itu baru CPO (crude palm oil), belum lagi dari sektor minyak dan gas ataupun batu bara,” tutur Isran Noor.
Kondisi tersebut, menurutnya tidak seimbang. Saat menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Isran mengusulkan dana bagi hasil seharusnya fifty-fifty.
“Sebanyak 50 persen dikelola pusat dan 50 persen kembali ke daerah penghasil,” katanya.
Kalau hal itu diterapkan, lanjut Isran, maka pendapatan daerah rata-rata bisa menambah 100 persen.
"Ini untuk menyeimbangkan disparitas pembangunan yang jauh antara daerah di Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa," pungkasnya. (mcr14/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersenyum, Gubernur Isran Noor Buka Fakta IKN dan Jokowi
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Arditya Abdul Aziz