jpnn.com, SAMARINDA - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mendapatkan apresiasi dari warga Benua Etam.
Isran Noor dianggap berperan penting atas rencana pemerintah pusat memindahkan ibu kota negara (IKN) Nusantara ke sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
BACA JUGA: Budi Gunawan: IKN Nusantara Dirancang Siap Menghadapi Pandemi Â
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Isradi Zainal, saat menghadiri rapat senat yang digelar di Ruang Aji Putri Karang Melenu Uniba, Balikpapan pada Kamis (24/3).
"Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur. Di mata saya, setelah Pak Jokowi, ya Pak Gubernur Isran Noor yang paling berjasa terpilihnya Kaltim sebagai IKN," puji Rektor Isradi Zainal melalui rilis Pemprov Kaltim yang diterima JPNN.com Jumat (25/) malam.
BACA JUGA: Simak, Pengalaman Isran Noor Berkemah Bersama Presiden Jokowi
Isradi mengatakan Isran adalah orang yang mampu menyampaikan dan meyakinkan bahwa Kaltim adalah provinsi yang paling layak untuk menjadi ibu kota negara, pengganti DKI Jakarta.
Gubernur Isran Noor yang mendengarkan pernyataan itu tampak tersenyum.
BACA JUGA: Kabar Baik, Gubernur Isran Noor Bakal Pertahankan Tenaga Honorer
Ketika mendapatkan giliran memberikan sambutan, Gubernur Isran membeberkan perjuangannya agar Kaltim dapat terpilih menjadi IKN.
Mantan Bupati Kutai Timur itu mengaku harus menyusun strategi saat merayu Presiden Joko Widodo, penetapan lokasi IKN jatuh ke Kaltim.
"Jadi bukan ujug-ujug ditetapkan, tetapi diraih dengan sebuah perjuangan dan strategi," kata Isran.
Dia buka-bukaan, Presiden Jokowi sebenarnya sempat akan mengumumkan Kalimantan Tengah sebagai IKN baru.
"Karena secara skor, Kalteng tertinggi," imbuhnya.
Sebelum Jokowi mengumumkan, Isran buru-buru bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana Negara. Saat itu dia memberanikan diri meminta Jokowi memilih Kaltim sebagai IKN baru.
Hal-hal yang disampaikan saat itu, terkait kontribusi besar Kaltim untuk Indonesia. Dia menerangkan Kaltim adalah penghasil minyak dan gas sejak Indonesia merdeka.
Pada era 70-an Kaltim menjadi penghasil kayu terbaik di Indonesia. Kaltim juga berperan penting menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara melalui tambang batu bara sejak era 90-an.
"Kaltim tidak pernah macam-macam. Apalagi berniat mau merdeka. Kalau kecewa kami tetap menuntut secara konstitusional," kata Isran.
"Semua saya sampaikan beliau hanya diam dan mendengarkan," sambungnya. (mcr14/jpnn)
Redaktur : Adek
Reporter : Arditya Abdul Aziz