Gubernur Jualan di Depan 38 Dubes

Rabu, 14 Oktober 2009 – 19:26 WIB

JAKARTA -- Strategi menjemput bola mulai diterapkan Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin LimpoMelalui Investment Luncheon yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (14/10), gubernur menjual Sulsel dengan segala potensinya kepada para duta besar dan pengusaha dalam dan luar negeri

BACA JUGA: Marie Ajak Koperasi Kreatif

Tidak kurang dari 38 dubes dan perwakilan negara sahabat menjadi obyek marketing gubernur
Demikian juga para pengurus Kadin dalam dan luar negeri dan kalangan pengusaha.

Kepada mereka, gubernur menawarkan sejumlah peluang investasi di Sulsel

BACA JUGA: Trade Expo Ajang Dongkrak Ekspor

Mulai dari sektor pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan hingga pariwisata
Di sektor pertanian tanaman pangan, gubernur menyebut, ada 776 ribu ha luas areal pertanian di Sulsel

BACA JUGA: Akpindo Usulkan Penempatan 4 Atase Kehutanan

Dari luas tersebut, produksi pertanian pangan Sulsel pada 2008 mencapai 3,7 juta tonPeluang investasi yang ditawarkan berupa perdagangan ekspor ke negara ASEAN, pengembangan beras organik, dan pengembangan industri makanan.

Untuk sektor perkebunan, gubernur menjual potensi jagungMenurut dia, Sulsel adalah penghasil jagung terbesar keempat di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan LampungPada 2008, produksi jagung Sulsel, 1,2 juta ton dan tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 1,5 juta ton"Potensi lahannya ada 424.000 ha dan yang termanfaatkan baru sekira 66 persen," ujarnyaKarena itu, potensi investasi yang ditawarkan menyangkut perdagangan ekspor, industri pakan ternak, industri pengeringan dan gudang, pertanian mekanisasi penuh, dan industri bio ethanol.

Masih di sektor perkebunan, gubernur menawarkan kakaoDi sektor perikanan ditawarkan potensi rumput lautUdang di sektor perikananSementara, untuk energi dan mineral, ia menawarkan emas, nikel, marmer, mangan, batubara, timah hitam, biji besi, dan pasir besi"Pariwisata, kami punya Tana Toraja, ada Takabonerate yang jauh lebih baik dari BunakenSebab, Takabonerate bisa dilihat dengan mata telanjang dari atas perahu," ujarnya.

Saat ini, menurut gubernur, ada 10 proyek investasi di SulselAntara lain pengembangan pelabuhan Makassar, pembangunan centre point of Indonesia, pelabuhan ikan nusantara, jaringan ketera api Makassar-Parepare, pembangkit listrik tenaga sampah, industri pengelolaan kakao, industri pengolahan rumput laut, pembibitan dan penggemukan sapi terpadu, hingga pembangunan resort pulau-pulau kecil di Makassar.

Terhadap semua potensi itu, gubernur memberikan jaminan kemudahan investasiIa menyiapkan tax holiday terbaikIa juga berani menjamin keamanan investasi yang dilakukan"Jangan khawatir investasi di SulselOrang Sulsel itu setia dan memegang janji," kata gubernur.

Dalam perekonomian nasional, kata Syahrul, Sulsel siap menjadi lokomotif menuju Indonesia sejahteraSebab, semua kekuatan yang dimiliki Indonesia, juga ada di Sulsel"Sumber daya alam dan sumber daya manusianya tidak kalahTerbukti, dari dulu, Sulsel sudah menjadi pusat perdagangan di kawasan Asia PasifikItu tercatat dalam sejarah," kata Syahrul.

Bagaimana dengan aksi demo yang sering terjadi di Sulsel? Syahrul menjamin bahwa itu adalah dinamika sosial yang terkontrolKarena itu, ia berani menggaransi bahwa aksi-aksi demo itu tidak akan mengganggu akselerasi ekonomi yang sedang digalakkan.

Tak hanya gubernurTanri Abeng (Komisaris PT Telkom), Wagub Sulsel Agus Arifin Nu'mang dan Taufik Fachruddin (PT Maruki Internasional) juga tampil memberi testimoniSemua menggaransi soal investasi di SulselSementara, wagub berbicara soal program lingkungan untuk menunjang program nasional yakni penanaman sejuta pohonSebelum mengakhiri pemaparannya, gubernur menegaskan, masa depan Indonesia ada di timurKalau semua bisa terkelola dengan baik, diyakini kesejahteraan juga bisa makin baik.

Anggota DPR RI asal Sulsel, A Reza Ali mengkritik pemprov terkait dengan upaya tersebutMenurut dia, itu memang baik sebagai upaya menjemput bolaTapi dalam konteks investasi, Reza mengingatkan persoalan mendasar rakyat Sulsel saat ini, yakni soal krisis energi listrik"Ini masalah besarMati lampu terus menerus, bagaimana usaha bisa jalan dengan baik," katanya.

Ia mengeluhkan permintaan PLN yang meminta industri atau konsumen besar mengurangi pemakaiannya lalu dialihkan ke rumah tanggaPadahal, kata dia, harga jual ke rumah tangga lebih murah dari jual ke industriArtinya, PLN harus siap rugi"Bagaimana mungkin itu bisa dilakukanHarus ada power plan yang jelas kalau mau investasi berjalan baik," kata anggota Fraksi Partai Demokrat ini.

Menurut Reza, ada banyak hal yang mesti diperbaiki ke depanTermasuk regulasi soal monopoli energiSebagai anggota DPR, ia sering mendapat keluhan soal itu, sehingga ia mendesak pemerintah bisa mengambil inisiatif menjaga investasiDalam pertemuan itu, hampir semua anggota DPR RI asal Sulsel memang hadirSelain Reza, ada Akbar Faisal, Andi Timo Pangerang, Syamsul Bachri, Bahrum Daido, Indira Chunda, dan Markus Nari.

Sementara, dari dubes dan perwakilan negara sahabat, antara lain hadir dari Belanda, China, Rusia, Cuba, Polandia, Jamaica, Peru, Singapura, Sudan, Malaysia, USA, Suriname, Nigeria, Ekuador, Afghanistan, Philipina, Vietnam, Korea, Myanmar, dan beberapa lainnyaBeberapa walikota dan bupati juga hadirAntara lain, Walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin, Bupati Barru, HA Rum, Wakil Bupati Selayar, Nursyamsina Aroeppala, Wakil Walikota Parepare, Syamsu AlamPara kadis juga banyak yang hadir(har/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Kayu Makin Kesulitan Bahan Baku


Redaktur : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler