Kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/10), Rubiyanto menyatakan bahwa empat orang atase di negara tujuan ekspor kayu terbesar tersebut diperlukan karena rentan terjadinya illegal logging
BACA JUGA: Industri Kayu Makin Kesulitan Bahan Baku
"Bahkan, kami juga mengharapkan bahwa atase kehutanan tersebut mampu menahan tingginya impor kayu yang diproduksi oleh negara Malaysia di mana kayu yang digunakan merupakan kayu ilegal dari Indonesia," tambahnyaApkindo juga mengharapkan agar para atase tersebut mampu menarik investor khusunya untuk pembangunan hutan tanaman industri (HTI)
BACA JUGA: Stimulus PPh21 Akan Distop
Rubiyanto juga mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar di sektor kehutananPengolahan optimal atas potensi tersebut akan sangat bermanfaat bagi perkembangan industri primer pengolahan hasil hutan dan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia
BACA JUGA: Pendapatan Pajak Anjlok 30 Persen
Selain itu, pasar domestik dikatakan juga cukup besar dan akan terus tumbuh karena konsumsi per kapita masih relatif rendah dan sumber daya manusia cukup tersedia.Namun samping itu, memang masih ada beberapa kelemahan dari sisi kualitas dan harga"Kualitas kita masih rendah dari produk pesaing dari China, Malaysia, dan BrazilSedangkan harga, kita juga masih lebih mahal dari ChinaTapi ke depannya kita harus dapat mempertahankan pasar ekspor tradisional dan perluasan pasar ke negara-negara non tradisional," imbuhnya(Cha/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pabrik Wig Kekurangan Buruh Terampil
Redaktur : Tim Redaksi