Gubernur Kalbar Malu Ada Hukuman Adat Dayak yang Berlebihan

Sabtu, 17 Desember 2016 – 01:04 WIB
Cornelis. Foto: Pontianak Post/JPNN

jpnn.com - SINTANG - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Cornelis meminta masyarakat Dayak di Sintang menjaga kekompakan.

Permintaan itu disampaikan saat Cornelis membuka Musyawarah Adat (Musdat) Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang, Kamis (15/12).

BACA JUGA: Duh, Mbak Ika Ternyata Seperti Itu

"Jangan kita ribut dan berkelahi. Dayak itu satu, jangan memisahkan diri karena subsuku beda,” kata Gubernur Kalimantan Barat itu.

Cornelis juga meminta masyarakat Dayak membantu pembangunan.

BACA JUGA: Pemulangan 8 Korban Skytruck Dilakukan dengan Upacara Kehormatan

“Sebagai contoh, ketika kasus rabies menyerang Sintang, maka peran DAD sangat penting memberikan pemahaman supaya anjing orang Dayak bisa divaksin," tutur Cornelis.  

Meski begitu, gubernur yang diusung PDI Perjuangan itu mengaku heran terhadap DAD di Sintang.

BACA JUGA: Pertamina Tambah Pasokan Gas Melon di Batam

"Saya sebagai orang Dayak merasa malu, karena ada hukuman adat Dayak yang tidak wajar dan berlebihan," jelasnya.

Cornelis juga meminta DAD tidak terlibat politik.

"Saya mengajak peserta untuk memilih pengurus yang mau mengurus orang Dayak. Laksanakan Musdat sesuai tata tertib dan AD/ART,” pinta Cornelis.

Sementara itu, Bupati Sintang Jarot Winarno mengharapkan campur tangan masyarakat adat Dayak untuk bersama membangun Sintang.

“Etnis Dayak di Sintang ini mayoritas, sehingga saya minta dukungan penuh untuk bersama-sama membangun Sintang ini. Kita harus bersatu dan bersama dalam bekerja," tuturnya. (Achmad Munandar/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh! Foto Setengah Bugil Gegerkan Subang, Diduga Milik Ketua Fraksi Gerindra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler