Gubernur Sumut: Pemda Alokasikan Dana Rp5 Miliar untuk Atasi Kolera Babi

Jumat, 20 Desember 2019 – 01:59 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberikan keterangan tentang ternak babi mati akibat virus hog cholera. Foto: ANTARA/Munawar

jpnn.com, MEDAN - Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memastikan pihaknya serius menangani kasus ribuan ekor babi akibat virus hog cholera atau kolera babi.

Itu ditunjukkan dengan menganggarkan dana sebesar Rp5 miliar untuk penangangan kasus yang bikin heboh tersebut.

BACA JUGA: Kepada Peternak Babi di Sumut Tolong Dengarkan Imbauan Kementan Ini

“Kami akan menggunakan dana itu untuk kepentingan patroli ternak, mendirikan pos-pos penutup jalan ke luar dan masuknya ternak babi milik warga," kata Edy Rahmayadi, usai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba 2019 dalam rangka pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Sumatera Utara, di Lapangan Benteng Medan, Kamis (19/12).

Selain itu, Pemprov juga menyiapkan dana untuk sejumlah personel yang ikut membantu warga masyarakat menguburkan ternak babi yang mati dan juga pemusnahan hewan tersebut.

BACA JUGA: Diserang Hog Cholera, Babi di Sumut Terancam Habis

Hingga saat ini virus hog cholera masih menyerang ternak babi. Belum ada laporan bahwa virus tersebut menyerang binatang lain maupun manusia.

"Pemprov Sumut hingga kini masih memblokir penyebaran virus hog cholera itu dengan menggunakan vaksin, dan juga akan mengatasi wabah yang berbahaya bagi ternak babi," kata mantan Pangkostrad itu.

BACA JUGA: Bangkai Babi Dibuang Sembarangan di Jalan, Warga Minta Pak Bupati Mengangkatnya

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga kini sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera.

Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia, mengatakan bahwa kematian ternak babi ini sangat cepat yaitu yang terlapor rata-rata 1.000 hingga 2.000 ekor per hari.

Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum menyatakannya (declare).

Virus hog cholera sudah pernah dinyatakan eksis, tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut terjadi pada kurun tahun 1993 - 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.

"Berdasarkan ilmu pengetahuan, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pada kasus ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler