JAKARTA-Fasilitas On Board Unit (OBU) mulai berlaku hari iniAlat yang berupa receiver ditempatkan di dalam mobil tersebut digunakan untuk pembayaran otomatis di gardu tol dalam waktu di bawah dua detik
BACA JUGA: Pabrik di Tuban Tuntas, Holcim Genjot Kapasitas Produksi
Sistem yang mempercepat pembayaran di pintu tol dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah kemacetan.Menurut Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk, Adityawarman pihaknya akan bekerjasama dengan produsen-produsen mobil
BACA JUGA: KFC Habiskan Obligasi untuk Gerai Baru
"Kami akan mengajak mereka bekerjasama," kata Adit.Rencananya, OBU akan dilepas di pasar bersamaan dengan launching OBU di Gerbang Tol (GT) Cililitan
BACA JUGA: 8 Pesawat Garuda Siapkan Internet
Selanjutnya Receiver akan mengirim sinyal , yang ditangkap oleh TRCV yang secara otomatis akan memotong pulsa senilai yang telah ditentukan ketika kendaraan melintasi pintu tol tersebut.Menurut Adit, OBU receiver tersebut dibanderol seharga Rp 500 ribu-anSementara untuk gardu tol, Tranceiver (TRCV) investasi untuk satu gardu tol senilai Rp 100 juta"Harga tidak masalah, kami ada dananya, yang penting bisa mengurangi kemacetan di pintu tol," kata Adit
Dibandingkan cara-cara konvensional yang dilakukan selama ini, OBU memang lebih praktis.Cara kerjanya sangat sederhanaPemilik OBU terlebih dulu mengisi pulsa minimal Rp 50 ribu"Hampir sama dengan pengisian e-toll card," kata Adit
Kemudian, OBU melintas bersama dengan mobil, langsung sekejap mata ditembak dan mengurangi pulsa"Palang pintu akan terbuka," kata AditAlat OBU dapat dibeli untuk sementara waktu di Jasa Marga dan Bank Mandiri"Kami sediakan 50 unit untuk pertama kali, alat buatan Malaysia," ujarnya.
Dalam waktu dekat ini, kata Adit, Jasa Marga hanya menyediakan 50 unit OBU"Tetapi secara bertahap akan kami tingkatkan, kita lihat respon pasarnya," kata Adit
Menurut rencana, t OBU mulai diberlakukan hari ini, pihaknya akan membuka layanan saat launching di Plaza Mandiri hari ini"Kami akan mengundang stakeholder, operator, termasuk perbankan, dan masyarakat," kata AditDi saat yang sama, OBU akan dioperasikan di GT Cililitan, GT Halim, dan GT Cengkareng
Untuk sementara ini, lanjut Adit, hanya Bank Mandiri yang memberikan cicilan melalui kartu kreditnya dengan bunga 0 persen atau bayar tunaiPengisian pulsa isi ulang bisa dilakukan melalui ATM Mandiri"Bank Mandiri sudah bermitra lama dengan kami (sejak E-Toll Card)," kata Adit
Dia mengatakan, ke depan akan ada kerjasama dengan perbankan lainnya tetapi yang mengoperasikannya tetap Bank Mandiri"Karena softwarenya sangat mahal (soal software isi ulang OBU), jadi kemungkinan seperti ATM bersama," lanjutnya.
Yang terpenting, lanjut Adit, dalam setahun kedepan, sistem pembayaran di pintu tol ada tiga versi yakni transaksi manual, E-Toll Card, dan OBU"Tidak bisa serta merta kami buatkan otomatis semua pakai OBU, tentu ada prosesnya," kata AditSerta merta akan ada pengurangan transaksi manual dan ditargetkan 2014 semua gerbang sudah GTO (Gerbang Tol Otomatis), baik menggunakan e-toll card atau OBU"Jadi penggunaan E-Toll Card tetap kami pertahankan," kata Adit
E-Toll Card adalah sistem pembayaran dengan pulsa isi ulang elektrik kartuCara pembayaran dengan menempelkan kartu pada alat yang tersedia di GTOWaktu pembayaran dibawah 8 detik"Tentu masih lebih cepat OBU, sekejap mata, tetapi tetap ada sehingga pengguna jalan punya alternatif bayar cepat lainnya," tutur Adit
Dia menambahkan Jasa Marga tetap optimistis OBU dapat diterima baik di pasar meski melihat track record E-Toll Card yang tidak terlalu baik"Memang selama tiga tahun kita baru 9 persen, tetapi saat ini kita akan perketat dengan memperbanyak GTO dengan mengurangi gerbang manual serta kerjasama dengan perbankan lain," pungkasnya.
Dengan memperbanyak GTO maka otomatis jumlah pintu tol dengan system cash akan semakin sedikitAkibatnya, antrean masuk tol dengan system pembayaran cash akan semakin panjang dan macet”Sehingga lambat lain system OBU menjadi keharusan bagi pengguna tol di masa yang akan datang,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, masyarakat tentu menyambut baik penggunaan alat OBUMenurutnya, OBU bukan hal baru karena di luar negeri sudah dipakai 15 tahun lalu"Sudah saatnya kita tanggap teknologi dan masyarakat kita diharuskan," katanya.
Menurut Danang, dengan standar tujuh detik tiap transaksi, OBU akan membantu hingga transaksi bisa terjadi seketika dalam periode di bawah 2 detik"Jadi kalau memang bisa dilakukan dengan OBU saya kira akan bermanfaat, memang yang harus diyakinkan adalah kendaraan kantor (city car) yang sistem pertanggungjawabannya masih menggunakan tanda bukti manualTapi saya rasa ke depan harus jadi keharusan," jelasnya.
Permasalahannya, soal keseriusan masyarakat dengan isi ulang pulsa elektrik OBUDanang mengaku agar masyarakat bersemangat isi ulang, harus ada insentif bagi user (pengguna) untuk memasang OBU"Bisa saja pemasang OBU diberi rabat khusus oleh Jasa Marga," katanya
Rabat khusus berupa diskon dari tarif tol yang adaMisalnya bagi yang pasang OBU diberi discount 10 persenDengan demikian, tambah Danang, semua win-win solution (sama mendapatkan keuntungan)"Semakin banyak yang pakai OBU, semakin mudah transaksi, jumlah pengguna tol akan meningkat, kemacetan atau delay berkurang dan operator atau pengguna diuntungkan," jelas Danang
Sayangnya, sistem besutan PT Jasa Marga Tbk tersebut belum tersosialisasi dengan baik"Kami belum ada rembukan atau pembicaraan ke arah bundling unit mobil baru dengan Jasa Marga," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Juwono di Jakarta, Selasa (29/11)Dia mengaku penggunaan OBU sangat baik karena dinilai dapat mengurangi kemacetan di pintu tol dan secara umum dapat mempercepat transaksi
Dilanjutkan Juwono, para anggota Gaikindo belum diberitahu soal rencana bundling PT Jasa Marga Tbk selaku penyedia alat OBU dengan mereka"Saya yakin kalau tiap brand (anggota Gaikindo) setuju dengan bundling tetapi semua tergantung masing-masing karena harus dilihat bagaimana respon masyarakat," kata Juwono.
Senada dengan Juwono, Direktur Marketing dan Aftersales PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengaku belum ada rencana bekerjasama dengan Jasa MargaDia mengaku pihak Jasa Marga belum menghubungi mereka(vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terimbas Sentimen Eropa, IHSG Berpotensi Melemah
Redaktur : Tim Redaksi