Gunakan Varietas Baru Moeldoko, Panen Petani Memuaskan

Rabu, 15 Maret 2017 – 21:20 WIB
Moeldoko (topi biru) saat panen raya di Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Rabu (15/3). Foto: Istimewa

jpnn.com, JEMBER - Mantan Panglima TNI Moeldoko semakin serius bergerak mewujudkan kedaulatan pangan bagi Indonesia.

Terbaru, pria asal Kediri, Jawa Timur, itu mengembangkan padi varietas baru yang diberi nama M400.

BACA JUGA: Sawah Terendam Banjir, Petani Lampura Gagal Panen

Varietas itu ternyata memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi para petani.

Hal itu terbukti dalam panen raya di Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Rabu (15/3).

BACA JUGA: Bantu Bulog, Barak TNI Dijadikan Gudang Sementara

“Kami telah menanam kurang lebih seribu hektare di berbagai tempat dan saat ini hasilnya sangat memuaskan. Tadi dari hasil uji petik yang dilihat, sementara ini hasilnya 9,6 ton (per hektare),” kata Moeldoko.

Sebelumnya, Moeldoko mengembangkan varietas yang diberi nama M70D di beberapa daerah.

BACA JUGA: Panen Melimpah, Petani Kok Resah?

Sambutan para petani pun sangat bagus. Namun, khusus di Jember, para petani lebih menyenangi M400.

Sebagai perbandingan, petani bisa memanen padi M70D dalam 70 hari.

Sedangkan masa panen M400 sekitar 90 hari. Meski begitu, kualitas kedua varietas tersebut sama-sama bagus.

Moeldoko menambahkan, hasil itu baru panen pertama. Tak mengherankan, Moeldoko optimistis hasil panen berikutnya bakal semakin bagus.

Peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu menambahkan, sistem pengolahan tanah juga akan dikembangkan.

“Pendekatan kami adalah dengan unsur organik untuk membenahi unsur tanah itu sendiri. Maka bisa dipastikan untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya, karena tanahnya sudah terbenahi dengan baik, hasilnya pasti akan meningkat dengan baik,” imbuh Moeldoko.

Doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia itu mengatakan, inovasi yang dilakukan bersama petani bisa membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan.

“Saya bisa pastikan bahwa dengan menanam padi ini, di mana usia padi itu hanya 70 hari, pada lahan-lahan yang memiliki irigasi yang bagus, bisa (setahun) empat kali panen. Maka ke depan kita tidak perlu lagi impor.karena petani akan menyediakan beras secara optimal sesuai dengan keinginan masyarakat dan pemerintah,” terang Moeldoko.

Menurut Moeldoko, varietas baru itu memiliki banyak keunggulan.

“Karena padi yang kami miliki ini cukup memiliki daya tahan terhadap hama. Berikutnya dia memiliki daya tahan terhadap lingkungan. Dia tidak mudah roboh, meskipun angin cukup kencang karena anomali cuaca yang tinggi. Jadi itu cukup memberi jaminan untuk kita,” ujar pemilik Bintang Dharma dan Bintang Bhayangkara Utama itu.

Selain itu, keunggulan sistem penanaman padi di bahwa perusahaan M Agriculture adalah benisnya yang sangat bagus.

Tak hanya itu, benih juga sudah teruji. Selain itu, ada pendampingan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dan Tim Antihama yang dimonitor langsung oleh perusahaan.

"Kalau semuanya sesuai aturan dan diikuti dengan baik, Insyaallah hasil panen akan selalu terus meningkat," kata Moeldoko.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember Sucipto meyakini, varietas M400 bisa lebih bagus lagi.

Dia berkaca pada hasil bagus yang dirasakan para petani pada panen pertama.

“Kami berharap ke depan pemerintah bisa memberikan kami bantuan padi dengan varietas yang unggul. Salah satunya yang varietas seperti punya Pak Meldoko ini, M 400 ini utamanya,” kata Sucipto.

KTNA, lanjut Sucipto, selalu siap mengawal program pemerintah terkait kedaulatan pangan.

“Kami selalu siap mengawal program pemerintah untuk meweujudkan swasembada pangan demi terciptanya kedaulatan pangan,” tandasnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Keluhkan Harga Gabah di Bawah HPP


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler