Panen Melimpah, Petani Kok Resah?

Kamis, 09 Februari 2017 – 21:01 WIB
Seharusnya Petani Ceria saat Panen Melimpah. Foto Radar Mojokerto/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Sejatinya petani bisa tersenyum saat menikmati hasil panennya yang melimpah. Tapi itu tak dirasakan saat musim panen di Februari 2017. Harga gabah justru turun, di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 3.700 per kilogram.

Harga jual gabah kering panen (GKP) turun. Itu terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Penurunan harganya bervariasi, mulai dari Rp 3.600, Rp 3.200, bahkan ada yang sampai di harga Rp 2.600 per kilogram.

BACA JUGA: Petani Keluhkan Harga Gabah di Bawah HPP

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Mulyo Blimbing, Sragen, Jawa Tengah, Citro melaporkan harga Gabah Kering Panen (GKP) varietas Ciherang pada Selasa (7/2) anjlok sampai Rp 3.200 per kilogram, namun sempat sehari setelahnya menjadi Rp 3.400 per kg. Sementara varietas mentik kata dia, harga GKP masih bertahan di angka Rp 3.800 sampai Rp 4.000 per kg.

Citro mengatakan, rendahnya harga GKP di bawah HPP tersebut dikarenakan produksi yang melimpah lantaran tidak ada panas. "Tapi, seharusnya di saat gabah banyak begini, harganya tetap sesuai HPP. Jangan diturunkan," ujarnya.

BACA JUGA: Harga Gabah dan Jagung Sudah di Sulut juga Turun

Salah seorang petani di Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen, Sugimin, 49, mengatakan, meski panen melimpah tapi dengan harga yang rendah, maka petani akan tetap rugi dari sisi produksi.

Sugimin yang mengolah lahan seluas 3.500 meter persegi mengatakan hasil yang dipanen dalam kondisi normal biasanya mencapai 5 ton dengan mengantongi Rp 11 juta. Namun saat ini turun drastis hanya bisa 2 ton. ”Sekarang, dapat Rp 5 juta sudah bagus,” katanya.

BACA JUGA: Mentan Janjikan 20 Ribu Hektar Kebun Jagung di Malaka

Kepala Dinas Pertanian Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengatakan, untuk mengantisipasi menurunnya harga gabah saat panen melimpah, pihaknya berjanji akan membangun komunikasi intensif dengan Bulog.

”Di sini saya berharap peran bulog dapat dioptimalkan. Kita terus komunikasi dengan teman-teman Bulog Krikilan dan Duyungan. Saya harap peran Bulog dapat optimal sehingga harga sesuai dengan yang diharapkan oleh para petani Sragen,” ujarnya.

Kondisi serupa juga dialami petani di Jawa Timur. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Cendy Tafakkristo mengatakan, harga GKP di Tuban anjlok di angka Rp 2.800 per kilogram. "Produksi petani sedang melimpah karena panen raya dan hujan yang banyak, harganya jadi turun,"kata Cendy.

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Bambang Heriyanto mengatakan, selain Tuban, harga gabah yang anjlok juga terjadi di Bojonegoro dan Ngawi. Harga GKP di tiga daerah itu berturut-turut Rp 2.800 per kg, Rp 3.500 per kg, dan Rp 3.600 per kg.

"Harga ini masih di bawah HPP karena panen raya, gabah melimpah, dan musim hujan yang panjang. Kami akan berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan penyerapan dengan HPP. Apalagi, serapan Bulog ditargetkan 1 juta ton setara beras atau sekitar 2 juta ton GKP," kata Bambang.

Di Sulawesi Utara juga demikian. Kepada Kepada Manado Post (Jawa Pos Group), Jhony Wuse, petani asal Talawaan, Minahasa Utara, Kamis (9/2) mengatakan harga gabah dan jagung turun.

Wuse menyebut, gabah kering panen (GKP) dihargai Rp 4.700-5.000 per kilogram yang sebelumnya Rp 7.000 per kilogram. Sementara jagung dari Rp 3.500 per kilogram turun menjadi Rp 2.500 per kilogram. “Semoga pemerintah bisa menjaga kestabilan harga,” harapnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Toko Tani Indonesia Jual Pangan Murah Berkualitas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   padi   gabah   harga gabah  

Terpopuler