jpnn.com, BANDUNG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, kemajemukan Indonesia akan hancur jika tidak dirawat dengan baik.
"Indonesia ini negara majemuk, mempunyai ratusan suku dan bahasa dapat bersatu. Inilah yang harus kita syukuri,” kata Suhardi di hadapan tiga ribu mahasiswa baru Universitas Widyatama, Bandung, Kamis (6/9).
BACA JUGA: Bang Neta Jagokan Tiga Komjen untuk Jadi Wakapolri
Karena itu, mantan Sekretaris Lemhanas tersebut meminta tanggung jawab generasi muda merawat kemajemukan dengan menjauhi ideologi radikal terorisme.
"Jika berbicara terkait kebangsaan, gunakanlah hati. Jangan menggunakan akal saja karena hati akan lebih menyentuh," ujar Suhardi.
BACA JUGA: Kepala BNPT Ajak Anggota PBB Tingkatkan Peran Pemuda
Dia menambahkan, generasi muda juga harus berhat-hati menggunakan kata radikal.
Sebab, ada kata radikal yang memiliki arti positif. Salah satunya perjuangan para founding father yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA: Kepala BNPT Ajak Rektor Deteksi Dini Radikalisme di Kampus
"Radikal yang bermakna negatif adalah intoleransi, anti-Pancasila, anti-NKRI dan penyebaran paham takfiri. Itulah radikalisme yang sebenarnya menurut BNPT," kata Suhardi.
Dia menjelaskan, penyebaran paham radikal ini sudah merambah ke dunia maya. Berbagai konten negatif bernuansa ekerasan dan radikal kini bertebaran di internet.
Karena itu, masyarakat harus cerdas menggunakan media sosial (medsos).
"Menurut hasil survei, masyarakat Indonesia minimal 128 menit menggunakan gadget. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme menyebarkan pahamnya dan merekrut anggota. Itulah yang dinamakan lone wolf (serigala tunggal) karena dia terpapar melalui dunia maya,” kata Suhardi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Tegaskan Islam sebagai Faktor Pemersatu Bangsa
Redaktur & Reporter : Ragil