Kepala BNPT Ajak Rektor Deteksi Dini Radikalisme di Kampus

Selasa, 26 Juni 2018 – 02:29 WIB
Suhardi Alius. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah berupaya memperkuat sinergi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) serta lembaga perguruan tinggi di Indonesia untuk melindungi kampus dari radikalisme.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengaku sudah menjelaskan secara detil kepada para pimpinan perguruan tinggi  (PT) tentang dinamika radikalisme di lingkungan kampus.

BACA JUGA: Muslim Nge-Friend di Era Strawberry Generation

“Langkah-langkah pun kami berikan kepada beliau-beliau (pimpinan PT), termasuk modusnya seperti apa serta bagaimana penyebaraan dan cara mengatasinya,” ujar Suhardi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penangkalan Radikalisme di Perguruan Tinggi yang digelar Kemenristek Dikti di Jakarta, Senin (25/6).

Mantan Kabarekrim Polri  itu menambahkan, penguatan sinergi di lingkungan kampus harus dilakukan.

BACA JUGA: Please, Jangan Mudah Menuding Kampus Terpapar Radikalisme

Apalagi, sudah banyak bukti komunitas kampus yang terpapar radikalisme, termasuk dosen.

Untuk itulah, para pihak terkait tidak hanya harus mengawasi mahasiswa, tetapi juga para dosen, guru besar, dan staf pegawai lainnya di lingkungan kampus.

BACA JUGA: Kemristekdikti Pantau Medsos Mahasiswa, Begini Respons Polri

“Kami juga akan melakukan koordinasi dengan Kemenristek Dikti dan juga kampus kampus untuk mendeteksi dini mengenai adanya paham dan gejala yang berkembang di kampus termasuk mahasiswa, dosen dan pejabat pejabat di kampus. Kami harus tuntun ke arah jalan yang benar,” ujar mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.

Untuk itu, Suhardi berharap pertemuan yang diinisiasi oleh Kemenristek Dikti tersebut bisa mendapatkan suatu pemahaman yang sama serta keseragaman dengan pola tindak lanjut dalam menghadapi masalah-masalah ini di lingkungan kampus.

“Di sini ada beberapa perwakilan perguruan tinggi yang mewakili dari perguruan tinggi masing-masing yang hadir. Kami juga bisa mendengarkan bagaimana mereka mengimplementasikan, lalu bagamana langkah-langkah dalam menghadapi gejala semacam itu,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Menurut Suhardi, generasi muda, khususnya para mahasiwa adalah penerus harapan bangsa yang akan memimpin bangsa Indonesia ini di masa yang akan datang.

Untuk itu perguruan tinggi wajib melindungi para mahasiwa agar calon-calon pemimpin bangsa ini terhindar dari radikalisme dan terorisme. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Ujung Tombak Menangkal Paham Radikal


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler