BOYOLALI -- Tanda-tanda naiknya aktivitas Gunung Merapi semakin terasa kemarin (22/10)Pasca penetapan status siaga, guncangan gempa di puncak Merapi semakin rapat setiap menit
BACA JUGA: Siaga, Guguran Merapi Meningkat
Monitor seismograf elektronik di Pos 2 Pengamatan Merapi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, mencatat tiga hingga empat guncangan gempa multifase (MP) setiap menit.Gempa vulkanis juga menunjukkan tren meningkat, namun intensitasnya tidak serapat MP
Sayangnya, pengamatan secara visual kemarin terganggu kabut tebal yang menyelimuti puncak Merapi
BACA JUGA: Pembunuh Warga Medan Diciduk di Depok
Sejak pagi hingga siang, puncak Merapi nyaris tidak bisa diamati dengan teropongMeski hanya dalam hitungan detik, situasi itu tak disia-siakan petugas pengamatan
BACA JUGA: Bogor Mulai Awasi Daging Kurban
Di puncak Merapi, asap sulfatara sudah mencapai ketinggian 400 meterWarnanya pun sudah berubah, yang semula putih menjadi pekat.Hingga kini, puncak Merapi diamati 24 jam nonstopSebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta menetapkan status waspada menjadi siaga mulai pukul 18.00 Kamis (21/10)Hal itu dilakukan seiring intensitas aktivitas Merapi meningkat cukup signifikan.
Data BPPTK pada 21 Oktober tercatat gempa multifase (MP) 326 kali, gempa guguran 41 kali, serta gempa vulkanis A dan B mencapai 14 kaliMenurut Kepala BPPTK Jogjakarta Subandriyo, hingga kini gempa guguran dan MP masih terjadi"Gempa terus terjadiMagma yang berada di permukaan puncak juga masih diam," terangnya.
Dengan kondisi Merapi tersebut, pihaknya masih menetapkan status siagaBila gerakan magma terjadi, sudah terjadi tekanan dari perut gunungBesar kemungkinan terjadi letusan"Tetapi, jenis letusannya masih susah diprediksi," jelas dia.
Sementara itu, gejala adanya letusan sudah terlihat di lereng MerapiMenurut Kades Jrakah Tumar, ratusan kera mulai turun ke permukiman penduduk dan ladangKera-kera tersebut turun pada sore sekitar pukul 16.00"Kami sering memergoki bila lewat jalan," katanya.
Selain kera turun, gejala alam mengiringi tanda letusan MerapiYakni, perubahan suhu yang sangat ekstrem terjadi belakangan iniDia mencontohkan, bila malam terasa gerahTurun hujan siang hari pun membuat gerah bila berada di dalam ruangSuara gemuruh dari puncak Merapi pun juga sudah terdengar wargaTumar mengaku sudah dua kali mendengar suara gemuruh tersebutSelain suara, warga juga semakin sering merasakan adanya gempa vulkanik beberapa hari terakhir(un/jpnn/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polres Mataram Razia Knalpot Bising
Redaktur : Tim Redaksi