Guncangan Gempa Makin Rapat

Gunung Merapi Status Siaga

Sabtu, 23 Oktober 2010 – 06:51 WIB
Gunung Merapi diabadikan dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, (22/10) sehari setelah status dinaikkan menjadi siaga (Level 3). Warga dan wisatawan diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Merapi yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Foto: HERMITIANTA/RADAR JOGJA

BOYOLALI -- Tanda-tanda naiknya aktivitas Gunung Merapi semakin terasa kemarin (22/10)Pasca penetapan status siaga, guncangan gempa di puncak Merapi semakin rapat setiap menit

BACA JUGA: Siaga, Guguran Merapi Meningkat

Monitor seismograf elektronik di Pos 2 Pengamatan Merapi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, mencatat tiga hingga empat guncangan gempa multifase (MP) setiap menit.

Gempa vulkanis juga menunjukkan tren meningkat, namun intensitasnya tidak serapat MP
"Jika dibandingkan dengan aktivitas gunung pada hari sebelumnya, saat ini sangat rapat," kata petugas pengamatan Tri Mujianto ketika ditemui di Pos 2 Pengamatan Merapi Desa Jrakah kemarin.

Sayangnya, pengamatan secara visual kemarin terganggu kabut tebal yang menyelimuti puncak Merapi

BACA JUGA: Pembunuh Warga Medan Diciduk di Depok

Sejak pagi hingga siang, puncak Merapi nyaris tidak bisa diamati dengan teropong
"Kadang-kadang bisa diamati, tapi hanya dalam hitungan detik langsung diselimuti kabut tebal," katanya.

Meski hanya dalam hitungan detik, situasi itu tak disia-siakan petugas pengamatan

BACA JUGA: Bogor Mulai Awasi Daging Kurban

Di puncak Merapi, asap sulfatara sudah mencapai ketinggian 400 meterWarnanya pun sudah berubah, yang semula putih menjadi pekat.

Hingga kini, puncak Merapi diamati 24 jam nonstopSebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta menetapkan status waspada menjadi siaga mulai pukul 18.00 Kamis (21/10)Hal itu dilakukan seiring intensitas aktivitas Merapi meningkat cukup signifikan.

Data BPPTK pada 21 Oktober tercatat gempa multifase (MP) 326 kali, gempa guguran 41 kali, serta gempa vulkanis A dan B mencapai 14 kaliMenurut Kepala BPPTK Jogjakarta Subandriyo, hingga kini gempa guguran dan MP masih terjadi"Gempa terus terjadiMagma yang berada di permukaan puncak juga masih diam," terangnya.

Dengan kondisi Merapi tersebut, pihaknya masih menetapkan status siagaBila gerakan magma terjadi, sudah terjadi tekanan dari perut gunungBesar kemungkinan terjadi letusan"Tetapi, jenis letusannya masih susah diprediksi," jelas dia.

Sementara itu, gejala adanya letusan sudah terlihat di lereng MerapiMenurut Kades Jrakah Tumar, ratusan kera mulai turun ke permukiman penduduk dan ladangKera-kera tersebut turun pada sore sekitar pukul 16.00"Kami sering memergoki bila lewat jalan," katanya.

Selain kera turun, gejala alam mengiringi tanda letusan MerapiYakni, perubahan suhu yang sangat ekstrem terjadi belakangan iniDia mencontohkan, bila malam terasa gerahTurun hujan siang hari pun membuat gerah bila berada di dalam ruangSuara gemuruh dari puncak Merapi pun juga sudah terdengar wargaTumar mengaku sudah dua kali mendengar suara gemuruh tersebutSelain suara, warga juga semakin sering merasakan adanya gempa vulkanik beberapa hari terakhir(un/jpnn/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polres Mataram Razia Knalpot Bising


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler