Abu vulkanik dari gunung berapi bawah laut yang terletak di barat laut ibukota Tonga, telah memaksa beberapa maskapai untuk membatalkan penerbangannya.
Pihak maskapai Air New Zealand mengatakan, aktivitas gunung berapi yang sedang berlangsung di Tonga, yang terletak di Pasifik selatan ini, menyebabkan pembatalan beberapa penerbangan yang menghubungkan Selandia Baru dan Tonga.
BACA JUGA: Ditemukan Hasil Untuk Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Rahim
Penerbangan dengan nomor NZ970, yang bertolak dari Auckland ke Nuku'alofa kemarin, dialihkan ke Samoa dan kemudian kembali ke Auckland. Penerbangan lain dari Nuku'alofa ke Auckland juga dibatalkan.
BACA JUGA: Usai Penyerangan, Tiga Juta Kopi Majalah Charlie Hebdo Siap Diterbitkan
Perusahaan penerbangan asal Selandia Baru ini mengatakan, layanan reguler pada (13/1) juga dibatalkan, begitu pula layanan perjalanan tambahan yang dimaksudkan untuk mengakomodasi penumpang yang terkena dampak pada Senin (12/1).
Maskapai Air New Zealand mengatakan, pihaknya telah menjadwalkan layanan tambahan akhir pekan ini, untuk mengakomodasi pelanggan yang terkena dampak, tapi itu akan bergantung pada kondisi jalur udara.
BACA JUGA: Seruan Bagi Sarung Untuk Koala Dapat Perhatian Luas
Sementara maskapai Virgin Australia mengatakan, beberapa penerbangannya dari dan ke Tonga juga telah dibatalkan karena awan abu vulkanik.
Abu vulkanik menyembur ke udara hingga 9000 meter
Meteorolog dari Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru, Peter Lechner, mengutarakan, gunung berapi itu memuntahkan abu vulkanik sejauh lebih dari 9.000 meter ke udara.
Seorang ahli gunung api dari Institut Ilmu Geologi & Nuklir di Selandia Baru, Brad Scott, mengatakan, gunung berapi ini mulai meletus sejak sekitar 20 Desember 2014.
Brad menyebut, letusan terakhir terjadi pada tahun 2009, tetapi gunung ini juga meletus pada tahun 1988, 1937 dan 1912.
Ia menuturkan, gunung berapi ini mulai menyebabkan beberapa masalah terkait jarak pandang penerbangan, sekitar dua hari yang lalu.
"Beberapa hari terakhir, angin muson semacam berganti arah dan menjadi tidak stabil lalu arah anginnya juga tidak stabil dan itu belum berubah," jelasnya.
Ia menambahkan, "Secara khusus, awan abu telah menuju pulau utama ‘Nuku'alofa’ dan ini menciptakan beberapa masalah bagi penerbangan, sehingga untuk menghindari resiko, mereka menghentikan penerbangan selama arah angin berhembus menuju bandara."
Warga di Tonga menggambarkan letusan ini sebagai pemandangan yang spektakuler.
Mereka mengatakan, bola letusan dari gunung berapi telah menyembur tinggi ke langit, dan air berlumpur mengubah laut di lepas pantai Nuku’alofa menjadi merah darah.
"Saya merasa gunung api itu tengah melepaskan uap, sekaligus bertumbuh. Ukuran dasarnya telah menjadi dua kali lipat sejak 24 Desember, ketika melihatnya kali pertama,” kata seorang warga bernama Chris Egan.
Tidak ada kerusakan yang dilaporkan dan Pusat Pemantauan Abu Vulkanik Selandia Baru mengatakan, awan abu diperkirakan akan menghilang pada akhir Selasa.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peneliti Serukan Agar Kandungan Kafein Dalam Minuman Ringan Dibatasi