jpnn.com - SLEMAN – Naiknya status Gunung Merapi ke level waspada tidak membuat masyarakat khawatir. Masyarakat yang tinggal di lereng merapi hingga jarak 12 kilometer masih melakukan aktivitis seperti biasa.
Suasana ini terlihat di Kecematan Cangkringan, Ngemplak, dan Ngaglik Kabupaten Sleman, Jogjakarta. Para petani masih melakukan aktivitas di sawah untuk bercocok tanam dan peternak mencari rumput.
BACA JUGA: Jimmy, Putra Papua Barat Pertama Lolos ke Senayan
"Sebelum ada peringatan bahaya, saya tetap akan bekerja di sawah karena penghasilan saya adanya di bercocok tanam," kata Pekso, petani di Dusun Tanjungsari, Sukoharjo, Ngaglik, seperti dilansir Radar Jogja (JPNN Grup), Jumat (2/5).
Dinaikkannya status Merapi dari normal aktif menjadi waspada tak membuat warga penghuni kawasan rawan bencana (KRB) risau.
BACA JUGA: Status Gunung Slamet Meningkat, Aktifitas Warga Normal
Status itu juga tidak berpengauh pada kegiatan wisata di area lava tour yang berjarak tak lebih 3 kilometer dari puncak Merapi. Misalnya, di kawasan Kaliadem, Desa Kepuharjo, Cangkringan.
Jeep wisata pun tetap laris disewa turis domestik maupun mancanegara. "Kami justru penasaran ingin lihat dari dekat puncak Merapi saat ini," ungkap Agung Samudro,41, asal Jakarta kemarin (1/5).
BACA JUGA: BPBD Pasang Spanduk dan Baliho di Titik Rawan Erupsi Slamet
Bapak dua anak itu tahu jika pemerintah meminta warga dan pengunjung Merap waspada. Tapi, dia tidak khawatir lantaran kawasan lava tour cukup padat dengan wisatawan lain. (yog/mar/din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakai Motor Baru Mahasiswa Tewas
Redaktur : Tim Redaksi