Gunung Raung Meraung Keras, Getarkan Kaca Rumah

Senin, 13 Juli 2015 – 06:24 WIB
Gunung Raung erupsi. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - BANYUWANGI – Luncuran abu vulkanis dari puncak Gunung Raung kembali membuat pekat langit Banyuwangi. Kali ini embusan abu lebih dahsyat karena bersamaan dengan angin kencang yang berembus di Kota Gandrung itu.

Debu tidak hanya mengganggu pengguna jalan, tapi juga mulai mengotori rumah warga. Seharian kemarin (12/7) jalanan Kota Banyuwangi dipenuhi debu dari letusan Gunung Raung. Dahsyatnya angin yang disertai debu beterbangan juga merontokkan dahan pohon dan papan baliho.

BACA JUGA: Kisah Anak dan Ibu Tiri yang Rebutan Warisan Rp 2 Miliar

Untungnya, angin kencang kemarin tak sampai menimbulkan korban jiwa. Masyarakat hanya terganggu banyaknya debu yang beterbangan. Tak sedikit warga yang mengenakan masker dan kacamata untuk melindungi diri dari debu yang masuk ke hidung dan mata.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebutkan, kecepatan angin kemarin mencapai kurang lebih 58 km/jam. Hal itu disebabkan adanya beda tekanan yang cukup tinggi antara bumi belahan selatan dan bumi bagian utara.

BACA JUGA: Gawat! Saat Pijat Terekam CCTV

Prakirawan BMKG Banyuwangi Yustoto Windiarto mengatakan, beda tekanan tersebut yang mengakibatkan angin begitu kencang melanda Banyuwangi. Ditambah lagi tekanan rendah di wilayah bumi bagian utara yang begitu banyak jumlahnya sehingga berimbas pada tingginya kecepatan angin di Bumi Blambangan.

”Angin bergerak dari Australia menuju utara. Karena di belahan bumi utara banyak terjadi tekanan udara rendah, angin menjadi kencang. Angin itu bergerak dari tinggi menuju ke tekanan rendah,” jelas Yustoto.

BACA JUGA: Debu Parah di Tol Pejagan-Pemalang

Angin kencang tidak hanya terjadi di wilayah Banyuwangi. Mengingat cakupan angin yang cukup luas, daerah yang terkena imbas angin kencang tersebut bisa mencapai seluruh Pulau Jawa. ”Untuk daerah di dekat perairan, angin terasa semakin kencang karena di sana tidak ada hambatan,” ucapnya.  

Terkait abu vulkanis, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan akan berakhir. Hal itu bergantung pada aktivitas Gunung Raung. Kalau Raung masih mengeluarkan abu vulkanis, bisa dipastikan debu vulkanis yang beterbangan di Banyuwangi akan terus berlanjut. Debu vulkanis itu akan berakhir jika hujan turun di wilayah Banyuwangi.

Namun, berdasar data BMKG, hujan diprediksi tidak terjadi sampai beberapa hari ke depan. ”Abu vulkanis yang terbawa angin ini sangat halus, jadi terombang-ambing oleh angin. Kalau saja ada hujan, mungkin bisa cepat hilang abu vulkanis ini. Tapi, pantauan kami, masih belum ada tanda-tanda hujan,” paparnya.

Sementara itu, Gunung Raung masih menjadi perhatian publik. Hingga kemarin aktivitas gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut masih tinggi. Hujan abu vulkanis pun masih terus mengguyur warga Banyuwangi.

Ada fenomena menarik sebelum hujan abu vulkanis dengan volume lebih besar Jumat lalu. Bagaimana tidak, suara gemuruh yang terdengar warga lebih keras. Saking kerasnya suara gemuruh itu, kaca rumah warga sampai bergetar.

Suara gemuruh dengan volume besar itu terjadi pada siang hari. ”Suara gemuruh tidak seperti biasanya, menggetarkan kaca rumah,” kata Lutfiana Makrifah, warga Dusun Pasar, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, kemarin.

Tentu saja, saking gedenya suara gemuruh yang mirip auman harimau, warga pun terkejut. Bahkan, tidak sedikit warga yang keluar rumah setelah mendengar peristiwa itu. ”Dikira ada gempa, ternyata tidak,” kata ibu dua anak tersebut. (tfs/ton/aif/c9/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Siap Tembak di Tempat, Prajurit TNI AU Dikerahkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler