jpnn.com - TEGAL - Setelah beberapa hari berstatus waspada, Gunung Slamet kembali mengeluarkan abu tebal kemarin (12/3) sekitar pukul 06.53. Letusan abu berwarna hitam pekat itu berlangsung sekitar tiga menit, sebelum akhirnya kembali tertutup kabut. Meski berlangsung singkat, aktivitas terbaru itu mengakibatkan warga di lima kabupaten, yakni Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Brebes, dan Tegal, harus waspada.
Ketua Tim Pengamat Gunung Slamet di Pos Pengamatan di Gambuhan Sudrajat menjelaskan, letusan abu tebal itu terÂlontar dengan ketinggian berkisar 800 hingga 1.000 meter. Menurut dia, letusan itu tergolong kecil. “Dari lontaran abu dan angin yang berembus, diprediksi lontaran abu vulkanis mengarah ke barat yang mencakup wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes,” katanya
BACA JUGA: Sumbar Tetapkan Siaga Darurat Kabut Asap
Sudrajat menambahkan, sejak dinyatakan masuk level waspada pada Senin (10/3) pukul 21.00, baru kali ini Gunung Api Slamet mengeluarkan abu yang terpantau dari pos pengamatan. “Sebelumnya enam kali letusan asap, baru kali ini mengeluarkan letusan abu,” katanya.
Kabar meletusnya Gunung Slamet itu sempat membuat heboh media sosial. Kemarin siang beredar kabar lewat SMS dan media sosial lainnya yang menyatakan status Gunung Slamet siaga 2. Itu langsung dibantah Sudrajat. “Status gunung slamet masih pada waspada level 2 dan kabar siaga 2 yang lewat SMS itu berita tidak benar,” tandasnya.
BACA JUGA: Kabut Asap Tewaskan Pengacara
Kebetulan Rabu sekitar pukul 10.00 berkumpul tim SAR dari lima kabupaten (Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Brebes, dan Tegal) untuk berkoordinasi sehubungan dengan berita status Gunung Slamet yang beredar di masyarakat. "Kami berkoordinasi karena ada berita palsu," kata Humas Galawi Rescue Arif Rahman Hakim.
Berdasar pantauan Radar Tegal (JPNN Group) sampai kemarin sore, aktivitas warga masyarakat di sekitar lereng gunung, yaitu Guci, Sawangan, dan Sigedong, masih normal. “Aktivitas kami di sini masih normal dan berita letusan Gunung Slamet kami anggap biasa saja. Tetapi, kami tetap waspada,” kata Nursyamsi, warga Desa Sigedong.
BACA JUGA: Kera Liar Resahkan Warga
Belajar dari letusan Gunung Sinabung dan Kelud, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari berbagai satuan sudah menyiapkan jalur evakuasi untuk menyelamatkan pengungsi. Bahkan, personel TNI yang jumlahnya mencapai ribuan sudah mendirikan pos siaga pengungsi di beberapa titik.
“Pos pengungsi ada di tiga titik. Yaitu, di lapangan Tuwel, Suniarsih, dan Batumirah,” kata Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol (inf) Jefson Marisano.
Jefson mengungkapkan, ada dua kecamatan yang rawan jika Gunung Slamet mengeluarkan lahar panas. Dua kecamatan itu, yakni Bojong dan Bumijawa, berjarak sangat dekat dengan puncak Gunung Slamet. "Sekitar 6,5 kilometer,” ucapnya.
Sementara itu, pakar vulkanologi Surono mengatakan bahwa aktivitas yang ditunjukkan Gunung Slamet masih tergolong biasa sebagai gunung api. Karena itu, masyarakat tidak perlu panik.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu mengatakan, publik dan media massa tidak perlu mengaitkan aktivitas gunung api satu dengan yang lain yang bisa menimbulkan kecemasan di masyarakat. "Aktivitas gunung api tidak seperti flu yang bisa menular," tuturnya. (muh/yer/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Asal Demokrat Bantah Lakukan Politik Uang
Redaktur : Tim Redaksi