jpnn.com - KARANGREJA - Aktivitas Gunung Slamet, di Jawa Tengah sejak ditetapkan level siaga 12 Agustus lalu belum menunjukan tanda-tanda penurunan aktivitas. Bahkan, aktivitas Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, terus mengalami kenaikan aktivitas. Masyarakat di sekitar Dusun Bambangan mulai merasa khawatir saat bercocok tanam di lahan pertanian.
Petani Dusun Bambangan, Desa Kutabawa Slamet Sudarso, 48, mengatakan, sering mendengar dentuman dan getaran saat di lahan yang ia garap. Hal ini membuat petani khawatir bila tiba-tiba terjadi letusan.
BACA JUGA: Mesum Sambil Bugil di Belakang Masjid, 4 ABG Digerebek
"Perasaan tidak tenang saja kalau dilahan, tapi bagaimanapun harus ke lahan buat menggarap sayuran," tuturnya.
Ia menambahkan, aktivitas Gunung Slamet kali ini berbeda dengan aktivitas tahun sebelumnya yakni 2009, 2004 maupun 1987 lalu. Aktivitas Gunung Slamet pada 2014 lalu dinilai lebih tinggi dan mulai membuat khawatir masyarakat. "Kalau ada perintah mengungsi, saya dan keluarga siap," imbuhnya.
BACA JUGA: Penyelundupan Ratusan Kera Digagalkan di Pelabuhan Merak
Berdasarkan data yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga menyebutkan, data (31/8) sejak pukul 06.00WIB - 12.00WIB teramati hembusan asap putih dengan intensitas tipis sampai dengan sedang setinggi 100 - 300 Meter
Sedangkan untuk kegempaan terekam gempa tremor menerus dengan amlitudo 6 - 40 Milimeter dan dominan 25 Milimeter). "Cuaca terang angin tenang, puncak terhalang kabut," tutur kepala BPBD Purbalingga, Priyo Satmoko.
BACA JUGA: Harga Sawit Rp 800 per Kg
Jika dibandingkan dengan data gempa tremor yang terekam dalam beberapa hari terakhir, gempa tremor yang terjadi hari ini mengalami kenaikan. Kendati demikian domain atau rata-rata gempa tremor masih sama dengan dua hari lalu.
Berdasarkan hasil pengamatan data tersebut, disimpulkan bahwa status Gunung Slamet tetap Siaga dan masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak gunung tertinggi di Jateng itu.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," imbuhnya. (jok/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Karet Sempat Rp17 Ribu Per Kilogram, Sekarang Rp 7 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi