jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyatakan tingginya angka kematian amat memprihatinkan karena jumlah yang meninggal bukan hanya sebatas angka saja.
"Keluarga, dan kerabat kita yang sudah meninggal tidak akan mungkin kembali lagi. Upaya maksimal harus dilakukan untuk menganalisa dan menekan serta menurunkan jumlah warga kita yang wafat karena Covid-19," kata dia.
BACA JUGA: IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu pun menyarakan tiga hal dalam penanganan pasien isolasi mandiri (isoman) yang terjangkit Covid-19, sehingga bisa sembuh dan selamat, berikut:
1. Evaluasi keadaan rutin
BACA JUGA: Deretan Fakta Tukang Bakso Layani Pasien Isoman di Hotel, Nomor 2 Bikin Geleng-geleng Kepala
Pertama dan utama adalah evaluasi keadaannya secara rutin setidaknya dua kali sehari.
"Mulai dari suhu dengan thermometer, saturasi oksigen dengan oksimeter serta perubahan gejala yang terjadi, serta juga perubahan pada penyakit komorbid yang ada," kata eks Direktur WHO Asia Tenggara itu.
BACA JUGA: Heboh Tukang Bakso Layani Pasien Isoman di Hotel, Siapa yang Salah?
2. Komunikasi dengan nakes
Adanya komunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin, sebaiknya setiap hari.
"Ini dapat dilakukan dengan telpon/WA ke rumah sakit atau puskesmas, atau lewat telemedisin yang disediakan pemerintah, atau setidaknya selalu berkomunikasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain yang dikenal," beber eks Dirjen P2P & Ka Balitbangkes.
3. Sediakan obat
Hal ke tiga barulah penyediaan obat bagi pasien isoman. Prof Tjandra mengingatkan penyediaan obat untuk Covid-19 maupun untuk penyakit komorbid yang harus dikonsumsi.
"Penangan komorbid sangat penting, kalau komorbidnya memburuk maka bisa memperburuk gejala Covid-19 juga," ujar Prof Tjandra Yoga Aditama. (mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia