Guru Besar UI Sebut Acara Rizieq yang Membuat Kerumunan Massa Berpotensi Menguras Duit Negara

Senin, 16 November 2020 – 22:47 WIB
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab saat tiba di kediamannya di Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany menyayangkan kehadiran Habib Rizieq Shihab yang mengundang kerumunan massa akhir-akhir ini. 

Diketahui, kerumunan massa terjadi saat Habib Rizieq tiba di Indonesia, lalu dilanjutkan dengan acara pernikahan anaknya, dan dirangkaikan dengan Maulid Nabi. Puluhan ribu orang berkerumun dalam berbagai acara itu. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Panglima TNI Muncul, Suasana Tegang, Rizieq Harus Bayar Denda Rp 50 juta, Perawat Cantik Tertawa

Dari hasil studi yang dilakukan Hasbullah, biaya perawatan satu pasien Covid-19 menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Besaran biaya perawatan juga tergantung seberapa banyak penyakit-penyakit penyerta yang dimiliki. 

"Dari kajian yang saya survei di 9 provinsi, yang tertinggi Rp 446 juta. Rata-rata Rp184 juta, dan rata-rata masa perawatannya selama 16 hari," ungkap dia dalam dialog secara virtual bertajuk Perhitungan Rugi-Rugi Kena Penyakit , Senin (16/11).

BACA JUGA: Ups! Prediksi Mahfud MD Meleset, Massa yang Jemput Habib Rizieq Sampai 3 Juta Orang Lho

Karena itu, Hasbullah menilai kegiatan yang mengundang kerumunan dilakukan Habib Rizieq Shihab di Jakarta tentu akan berimbas pada keuangan negara.

Negara tentu akan membiayai orang-orang di antara kerumunan massa itu apabila ada yang terjangkit virus Covid-19. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Kerumunan Orang di Rumah Rizieq, LPSK Siap Melindungi Nikita, Soekarno-Hatta Hebat

Hasbullah mengambil sampel untuk 10 orang, yang jika dikalikan, rata-rata biaya perawatan Rp 184 juta. 

"Kan menghabiskan (biaya perawatan) Rp 1,8 miliar, itu kalau 10 orang. Kan mendingan dipakai membangun masjid daripada dipakai untuk mengobati," ujarnya. 

Bahkan jika ada yang meninggal, dan dia dari unsur kepala keluarga, tentu akan menjadi pertanyaan siapa yang menanggung anak dan istrinya.

Karena itu, jika masyarakat ingin mendatangi kegiatan yang berpotensi kerumunan, sebaiknya dipikirkan lagi dan tidak mengikuti hawa nafsunya ingin berkumpul. 

Masalah pencegahan, menurut Hasbullah, juga sejalan dengan ajaran agama apa pun. Bagi yang beragama Islam, bisa belajar dari surat Al Kahfi. Pada sejarah Nabi Harun dan Nabi Musa yang rela merusak perahunya sehingga tidak diambil para perampok. 

"Lebih baik rusak sedikit, itu kan cost-nya. Kalau kita imunisasi, itu biaya imunisasi, korban dikit tetapi akhirnya selamat nanti. Jadi itu hitungan cost benefit yang sudah ada," jelasnya. 

Terkait vaksin Covid-19 nantinya, Hasbullah meminta masyarakat bersabar. Bagi masyarakat yang tidak mampu, pemerintah wajib memberikan bantuan.

Namun, bagi yang mampu, lebih baik membeli secara mandiri. "Jangan semua orang minta dibayarin. Bagi yang mampu, janganlah, malu-maluin aja," katanya. 

Vaksinasi juga bertujuan agar masyarakat yang mendapatkan vaksin, tidak akan menularkan kepada orang lain. Karena dengan vaksinasi, masyarakat tidak akan tertular dan tidak menularkan kepada orang lain. Ketika vaksin sudah disediakan pemerintah ia meminta masyarakat mematuhi. 

Vaksin memiliki efektivitas mencapai 90 persen, artinya dari 10 orang yang divaksinasi, 9 orang tidak terkena penyakit Covid-19. Satu orang yang mungkin terkena Covid-19, tidak sampai jadi penyakit. Bahkan ditambah penerapan 3M, maka masyarakat dapat terlindungi. 

"Kalau terus kita jaga bersama-sama, insyaallah dari seribu orang, cuma 1 yang sakit," kata Hasbullah. (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler