Guru Besar UI Sebut Hal Ini jadi Kunci Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Minggu, 03 Desember 2023 – 04:22 WIB
Guru Besar Electric Drives and Motor Control Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Feri Yusivar saat dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Electric Drives and Motor Control, Teknik Elektro, FTUI. Foto: dokumentasi FTUI

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Electric Drives and Motor Control Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Feri Yusivar mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen mencapai Net Zero Emission pada 2060 sebagai bagian dari transisi energi global.

Pemerintah telah menyusun suatu Peta Jalan Transisi Energi yang mencakup proyeksi pertumbuhan kendaraan listrik di setiap akhir dekade menuju 2060.

BACA JUGA: Kementerian ESDM Dorong Perusahaan Ini jadi Pionir Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Namun, Peta Jalan Kendaraan Listrik Indonesia dianggap masih konservatif karena belum memasukkan variabel-variabel teknologi baru yang akan muncul di kemudian hari.

Hasil kajian sistematis dari Feri dan tim peneliti menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi adopsi hingga 100 juta kendaraan listrik pada 2060, 30 persen di atas proyeksi pemerintah.

BACA JUGA: Pakar Optimistis Indonesia Mampu Menciptakan Merek Kendaraan Listrik Lokal

Tingginya angka adopsi mobil listrik di Indonesia didorong oleh lima faktor utama, yakni hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI), infrastruktur andal, perubahan kebijakan, perubahan pandangan generasi muda, dan lanskap geografi Indonesia di mana listrik telah masuk lebih awal dari pada Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kondisi dan potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,” ucap Feri dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Electric Drives and Motor Control, Teknik Elektro, FTUI dikutip pada Sabtu (2/12).

BACA JUGA: Blak-blakan Eks Ketua KPK: Jokowi Pernah Berteriak Agar Kasus Setnov Dihentikan

Menurut dia, penjualan mobil listrik di Indonesia pada semester I tahun 2023 mencatatkan peningkatan yang sangat signifikan.

Jumlah unit yang terjual menembus angka 23.260 unit. Hal itu merupakan kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu 2022, di mana penjualan hanya mencapai 3.535 unit.

“Kenaikan sebesar 557,99 persen ini mencerminkan adanya perubahan besar dalam penerimaan pasar Indonesia terhadap kendaraan listrik,” kata dia.

Feri bilang kendaraan listrik didukung oleh komponen-komponen utama yang terintegrasi, di antaranya baterai traksi, inverter, controller, dan motor traksi dan charger.

Sistem penggerak pada kendaraan listrik merupakan komponen kunci dalam transisi menuju transportasi yang lebih bersih.

Sistem ini melibatkan motor traksi listrik dan elektronik daya yang berperan vital dalam sistem propulsi kendaraan canggih.

Untuk mengendalikan motor atau mesin listrik adalah mengendalikan torsi dan fluksi motor dengan cara mengendalikan arus listrik motor.

Awalnya, mengendalikan torsi dan fluksi motor dengan mengontrol arus listrik yang bolak-balik tiga fasa sangat sulit.

Namun, dengan ditemukannya konsep transformasi komponen arus 3 fasa menjadi 2 fasa dalam sumbu acuan yang berputar, pengendalian torsi dan fluksi motor melalui arus motor yang ditransformasikan menjadi arus 2 fasa menjadi mungkin.

“Kemandirian dalam teknologi sistem traksi kendaraan listrik dinilai memiliki manfaat penting bagi masa depan industri otomotif. Hal ini terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan polusi udara,” katanya. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perampok Alfamart Ditangkap, Salah Satu Pelaku Tak Ada yang Menyangka


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler