Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Buka Suara soal Polemik Disertasi Bahlil

Senin, 21 Oktober 2024 – 10:57 WIB
Bahlil Lahadalia. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menjadi sorotoan publik karena gelar doktor yang didapatnya. 

Ketua Umum Partai Golkar ini dianggap plagiat atau memiliki kesamaan mencapai 95 persen dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan aplikasi cek plagiarisme Turnitin.

BACA JUGA: Perihal Disertasi Bahlil, Prof Iswandi: Secara Prosedur Pasti Sudah Lewati Tahapan Ujian

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar UIN, Prof. Maila Dinia Husni Rahiem M.A., Ph.D menjelaskan kronologi dan temuan dugaan plagiat tersebut.

Mailia Dinia menegaskan,polemik disertasi Bahlil Lahadalia itu terjadi karena murni adanya kesalahpahaman dari internalnya.

BACA JUGA: Bahlil Lahadalia Resmi Bergelar Doktor, Sarmuji: Berdampak Positif Bagi Kepemimpinan di Golkar

"Kasus ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian dalam menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan hoaks dan fitnah," Mailia Dinia, Senin (21/10).

Maila Dinia menambahkan seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memeriksa keaslian disertasi Bahlil. 

BACA JUGA: AIMRI: Disertasi Bahlil Relevan Menjawab Tantangan Hilirisasi Nikel

Kata dia, pemeriksaan itu dilakukan melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13 persen.

Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus. Saat pemeriksaan ulang, sistem mendeteksi kesamaan 100 persen karena file tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi.

"Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi Menteri Bahlil pernah diunggah ke repository Turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar," kata Maila Dinia.

"Ketika lima orang dari berbagai perguruan tinggi melakukan pengecekan ulang, mereka memperoleh hasil similarity antara 95 persen hingga 100 persen. Hasil uji ini kemudian tersebar di media sosial dan semakin memperkuat kesalahpahaman tersebut," tambahnya.

Terkait polemik lainnya, yakni terkait jangka waktu kuliah dan riset singkat Bahlil Lahadalia, sekira satu tahun dan 7 bulan. Co-promotor distertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Teguh Dartanto juga buka suara.

Teguh menjelaskan, Bahlil sempat bertanya pada dirinya tentang program S3 Universitas Indonesia (UI). Saat itu dia menyarankan kepada Bahlil mengambil S3 jalur riset di SKSG UI.

Hal itu menjadi opsi yang lebih memungkinkan dan tidak mengambil S3 di FEB UI karena di semester pertama ada kuliah terstruktur di hari kerja. 

"Bahlil memenuhi syarat untuk mendaftar S3 di SKSG UI karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dari UNCEN pada 2009. Saya melihat ijazah yang ter-scan di sistem SKSG UI. Informasi di PDDIKTI mengenai BL yang dianggap mengundurkan diri kurang akurat. Bahlil telah menempuh 4 semester, sesuai dengan Peraturan Rektor No. 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," terang Teguh.

Teguh juga menyoroti isu jurnal predator yang menyerang Bahlil. Ia mengatakan Bahlil memenuhi syarat tiga publikasi: satu jurnal internasional bereputasi, satu jurnal SINTA 2, dan satu prosiding yang dapat diganti menjadi jurnal SINTA 2. 

"Pemberitaan terkait jurnal predator pada bulan Juli 2024 sudah diselesaikan oleh SKSG sejak Maret-April 2024. Bahlil harus menulis ulang di jurnal lain untuk syarat kelulusan. Tidak benar bahwa Bahlil lulus dengan jurnal predator," tuturnya.

Sementara itu, salah satu penguji Bahlil yakni Prof. Dr. Arif Satria, mengaku bahwa dirinya diminta dan bersedia menjadi penguji. 

Kebersediaan Arif karena ia meyakini Universitas Indonesia sebagai perguruan tinggi ternama pasti menjaga reputasi dengan sistem penjaminan mutu yang kuat. 

"Saya sering menjadi penguji S3 di UI dan untuk sampai pada sidang promosi melalui tahapan panjang yang ketat. Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan sidang kepada promotor, co promotor maupun penguji sebelum acara dimulai, bahwa sidang promosi pak Bahlil sudah sesuai prosedur di UI. Bahwa masa studi S3 selama 4 semester juga sesuai aturan UI. Dijelaskan pula bahwa artikel jurnal yang digunakan sebagai syarat untuk S3 sesuai ketentuan," kata Arif.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler