JAKARTA - Polisi meyakini jaringan Ahmad Yosepa Hayat, bomber Solo, dilatih oleh seorang bernama Soghir alias Heri SiguSoghir ini adalah seorang mantan napi kasus peledakan bom Kedubes Australia 2004 yang pernah dibebaskan dari tahanan
BACA JUGA: Sultan Sepakat Tetap Gubernur Setahun Lagi
"Kami sungguh tak habis pikir bagaimana bisa Soghir ini bermain bom lagi," kata sumber Jawa Pos di lingkungan antiteror, Selasa (27/09)
Setelah keluar dari penjara pada pertengahan 2008, Soghir pernah mengikuti program deradikalisasi oleh pemerintah
BACA JUGA: Mendagri Siapkan 3 Opsi Bagi Sultan
"Tapi pertengahan 2009, kita hilang kontak," katanyaPara mantan napi teror memang banyak yang ikut program deradikalisasi
BACA JUGA: Saksi Kasus Suap Sebut Tamsil Linrung Bagai Pahlawan
Program ini bertujuan mengembalikan kehidupan normalnya di masyarakatTokoh mantan teroris yang gencar mengkampanyekan deradikalisasi, di antarannya Nasir Abbas, eks pentolan JI asal MalaysiaPara napi ini harus selalu "absen" pada petugas yang membinanyaBiasanya dalam pertemuan informal sepekan sekali"Nah, Soghir ini berbulan-bulan tidak datang, karena itu kita curiga," katanya
Benar saja, pada 23 Juni 2010, tim Densus 88 berhasil menemukan SoghirDi rumahnya, Belangwetan, Klaten, Jawa Tengah, tim menemukan 3000 komponen elektronik dari tujuh detonator yang jika dirangkai bisa jadi 100 bom"Ya, 100 bom, tidak main-main," katanya
Soghir belajar merangkai bom langsung pada Dr Azhari HuseinSebagai seorang yang menerima warisan ilmu sepenting itu, Soghir memang bisa dikatakan level kolonel dalam jaringan teroris"Dia pernah jadi semacam ajudannya Azhari," katanya
Dari penangkapan Soghir itu lantas polisi bisa mengendus jaringan teroris Cibiru di BandungPada 7 Agustus sel Cibiru yang dipimpin Fachrur Rozi Tanjung itu diungkapPelatihnya sama, SoghirKelompok Cibiru bahkan merencanakan melakukan serangan dengan bom mobil"Jalurnya sama, pernah dilatih Soghir," katanya
Lalu pada Desember 2010 serangkaian bom rakitan ditemukan di beberapa gereja di Klaten dan PrambananDiketahui, pelakunya sel Klaten yang terdiri dari anak-anak lulusan SMAKomandannya Atok, seorang tukang parkir di Solo berhasil diringkus dan merembet ke penangkapan anggotanya"Mereka juga dilatih Soghir," katanya.
Dari sel Klaten ini, nama Sigit Qurdowi munculBelum berhasil dibekuk, tiba-tiba 15 April, Syarif meledakkan diri di Cirebon"Akhirnya kami sadar bahwa kelompok Soghir ini benar-benar luas jaringannya," katanya
Jawa Pos berusaha mewawancarai Soghir yang sekarang di rutan Brimob Kelapa Dua DepokNamun, pihak Polri belum mengizinkan dengan alasan belum masuk masa persidanganKadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengakui Soghir pernah ikut program pembinaan"Untuk kasus bom yang terakhir di Solo, masih kami teliti apakah Soghir juga terlibat," katanya kemarin
Pengamat terorisme Rakyan Adibrata menduga jaringan Soghir tidak bisa muncul sendirian tanpa dibantu pihak lain dengan akses dan dana besar"Untuk membuat struktur jaringan yang lintas kota sangat rumitJuga butuh danaPertanyaannya dana darimana jaringan Soghir ini - " katanya
Alumni Fakultas Hukum UII yang pernah riset anti teror di Perancis ini menambahkan, Polri seharusnya transparan dan memberi penjelasan yang utuh tentang rangkaian bom Solo"Jangan sepotong-sepotong dan menuding pihak-pihak tertentuHarus dijelaskan secara runtut kalau perlu hadirkan tersangka yang sudah ditangkap," katanya(rdl/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia jadi Miskin Tanpa Hutan
Redaktur : Tim Redaksi