Guru Honorer Menumpang di Rumah Warga, Lihat tuh

Minggu, 13 November 2016 – 00:07 WIB
Tempat tinggal Titin Ertini, guru honorer di Dusun Lubuk Leban, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir, ketika dikunjungi Dewan Sintang, Hardoyo, Selasa (8/11). Foto: Achmad Munandar/ Rakyat Kalbar/JPNN

jpnn.com - NASIB para guru honorer di pedalaman sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, tempat tinggal tak disediakan, terpaksa menumpang di rumah warga.

Achmad Munandar, Sintang

BACA JUGA: Tamatan SD, Modal Rp 500 Ribu, Omzet Rp 300 Juta per Bulan

Seperti dialami Titin Ertini. Guru honor kelas I di Kabupaten Sintang, Kalbar.

Ia mengajar di pelosok Kecamatan Kayan Hilir, tepatnya SDN 32 Lubuk Leban, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir.

BACA JUGA: Dari Balik Sel Tahanan, Si Janda Cantik Ini Tetap Tebar Senyuman

Sejak bertugas di sana tahun 2015, Titin belum mendapatkan fasilitas rumah yang layak.

“Rumah saya jauh dari sekolah tempat mengajar, jaraknya sekitar 30 kilometer dari Dusun Lubuk Leban. Makanya, saya dengan suami memberanikan diri untuk tinggal di Dusun Lubuk Leban ini meski harus mendapat belas kasihan warga setempat,” tuturnya kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Cara Ratri Menerima Kenyataan Sungguh Luar Biasa

Walau harus tinggal di rumah warga, wanita asal Kayan Hulu ini tetap bersyukur mendapatkan tumpangan. Meski ia harus mengungsi ketika cuaca memburuk.

“Kemarin waktu hujan turun, atapnya pada bocor, bahkan atap sengnya lepas. Saya terpaksa pindah tempat,” ungkap Titin.

Ia melakoni pekerjaannya ini dengan sabar dan ikhlas. Karena, kata Titin, terpenting bisa mengajar.

Masa depan anak-anak di desa terpencil itu harus diselamatkan. Salah satu caranya, ya memberikan pendidikan yang baik.

Dan memang, Titin mampu bertahan di sana tatkala anak-anak didiknya semangat menimba ilmu.

“Kalau melihat keadaan sekarang, saya terkadang menangis sendiri. Tapi, puji Tuhan, saya tetap bersyukur,” ujarnya.

Tekadnya untuk mencerdaskan generasi penerus memang oke, tapi tetap saja Titin manusia biasa. Ia punya keinginan dan harapan untuk keluarganya.

Dan memang wajar jika profesinya sebagai guru dihargai pemerintah.

Titin berharap, suatu saat pengabdiannya ini bisa berbuah manis, setidaknya diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Sampai sekarang saya dan suami berusaha menjalani keadaan ini seperti air yang mengalir,” tutupnya.

Mendapat kabar terkait kondisi guru honor di daerah pemilihannya, Anggota DPRD Sintang, Hardoyo, meninjau langsung.

“Kepada instansi terkait, baik di kabupaten maupun provinsi agar serius memperhatikan ini. Demikian juga pengawasan bagi guru di daerah terpencil harus ditingkatkan agar tidak lari dari tanggungjawab sebagai guru,” harapnya.

Dia berharap guru yang ditempatkan di daerah terpencil benar-benar menjalankan fungsinya selaku pendidik dengan tidak meninggalkan tugas sebagaimana sumpah janji.

Ada pengabdian tentu ada penghargaan. Karena itu, Hardoyo meminta pemerintah Kabupaten Sintang menyediakan sarana maupun prasarana bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil.

“Artinya memberikan perhatian lebih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa (guru) yang telah rela mengabdikan diri di wilayah pedalaman ini. Pengabdian para guru harus dibalas dengan kesejahteraan yang memadai,” pinta dia. (*/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocooorrr, Digragoti Para Preman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler