jpnn.com, JAKARTA - Penetapan passing grade atau nilai ambang batas PPPK 2021, membuat seluruh honorer terkejut. Pasalnya, passing grade PPPK guru, PPPK nonguru, di luar prediksi mereka.
"Yang pasti ini mengejutkan dengan nilai ambang batas buat guru sangat tinggi, bahkan jauh dari prediksi awal," kata Koordinator Forum Honorer K2 DKI Jakarta Nur Baitih kepada JPNN.com, Jumat (3/9).
BACA JUGA: Luna Maya Akui Penasaran dengan Sosok Aldi Taher, Tetapi Kesal
Dari pengamatan Nur, passing grade PPPK 2021 ini mirip dengan nilai ambang batas SKD CPNS 2021. Hal ini sangat menyulitkan honorer K2 maupun nonkategori untuk menggapainya.
Nur menggambarkan saat try out pembelajaran calon guru PPPK saja, nilainya kurang dari KKM. Bagaimana saat tes nanti pasti jadi beban melihat nilai ambang batas seperti ini.
BACA JUGA: Tunjangan Guru PPPK 2021 jadi Penyemangat Honorer Lulus Tes
"Seharusnya sebelum ditetapkan diimbangi juga dengan kemampuan para guru. Kalau pemerintah bilang bukan saatnya mengeluh dan harus belajar seluruh guru juga tidak berhenti belajar bahkan terus berusaha agar lulus," tuturnya.
Nur mengaku syok melihat passing grade PPPK guru. Seluruh guru honorer K2 khawatir gagal. Dia mengibaratkan saat ini mereka seperti kena sengatan tawon.
BACA JUGA: Pemerintah Turunkan Harga Rapid Test Antigen, Menkominfo: Meringankan Beban Masyarakat
Belum melangkah sudah panik sendiri. Jika nilainya sudah tinggi seperti ini kata Nur bagaimana bentuk soalnya mudah dipahami tidak oleh para guru.
Nur curiga peluang pengangkatanya dibuka besar-besaran tetapi nilai ambang batasnya ditinggikan biar banyak guru honorer yang tidak lulus.
"Kalau kayak gini ya sama saja bohong. Buat apa dibuka rekrutmen besar-besaran tetapi peluang lulusnya lebih sedikit melihat nilai ambang batasnya yang tinggi," ucapnya.
Saat ini menurut Nur seluruh guru honorer K2 menunggu mukjizat. Mereka berharap Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Panselnas meninjau kembali passing grade PPPK 2021.
"Jujur saja nilainya terlalu tinggi dari yang kami bayangkan," sebut Nur Baitih. (esy/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Mesya Mohamad