jpnn.com, JAKARTA - Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih mengungkapkan kekhawatiran rekan-rekannya terhadap jadwal pelaksanaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Sesuai jadwal yang disampaikan Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril dalam rapat kerja Komisi X DPR RI, pengangkatan 193.954 guru lulus PG 2021 dimulai Juli sampai Agustus 2022.
BACA JUGA: Ada PP 56 Tahun 2012, Angkat Saja Honorer K2 jadi PNS, yang Lain Bisa kok
Namuh, menurut Heti, jadwal tersebut justru membuat mereka khawatir. Pasalnya, sampai saat ini rakor teknis panitia seleksi nasional (Panselnas) dan Pemda masih berlangsung.
"Rakornya hari ini terakhir, apakah akan langsung dibuka pendaftarannya di SSCASN akhir Juli, kan masih belum jelas," kata Heti kepada JPNN.com, Rabu (13/7).
BACA JUGA: 117.939 Sisa Forrmasi PPPK 2021 Tanpa Pelamar Alihkan Saja untuk Guru Lulus PG
Saat ini, menurut Heti, makin banyak informasi yang bikin honorer tambah bingung. Malah ada yang menyebutkan jadwalnya akan molor.
Jika benar pengangkatan ini molor, Heti mengatakan, ada ketakutan guru lulus PG masuk keranjang atau antrean.
BACA JUGA: Guru Lulus PG Langsung Penempatan PPPK, Ini Jadwal Pengangkatannya
Mereka khawatir pengangkatan PPPK 2022 akan dibuat serentak bersama prioritas 2 dan 3 serta pelamar umum.
"Khawatirnya kami yang lulus PG malah tercecer, seperti senior kami honorer K2," ujarnya.
Heti menambahkan, molornya waktu pengangkatan guru lulus PG ini menambah panjang penderitaan honorer. Cukup banyak guru lulus PG yang sudah diberhentikan sekolahnya.
Mereka ujar Heti, terpaksa mencari sekolah lain agar data pokok pendidikan (Dapodik) tetap hidup.
"Kalau enggak mengajar, bisa saja dikeluarkan dari Dapodik. Itu yang terjadi kepada teman-teman kami, banyak yang sudah diberhentikan dan disuruh cari sekolah lain," tuturnya.
Heti kembali meminta agar pemerintah fokus menyelesaikan guru lulus PG, sebelum beralih pada lainnya. Jangan karena ingin menyelamatkan honorer yang belum PG dan belum ikut tes, lantas mengorbankan yang sudah lulus. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad