117.939 Sisa Forrmasi PPPK 2021 Tanpa Pelamar Alihkan Saja untuk Guru Lulus PG

Selasa, 12 Juli 2022 – 13:42 WIB
Sisa formasi PPPK 2021 sebanyak 117.939 yang tanpa pelamar diminta dialihkan untuk guru lulus PG.. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sisa formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun 2021 ternyata cukup banyak.

Data Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tercatat sebanyak 212.392. 

BACA JUGA: Rekrutmen CPNS & PPPK 2022: Ada Perlakuan Khusus, 2 Daerah Diberi Formasi 2021

Dari jumlah tersebut sebanyak 117.939 formasi yang belum pernah dilamar. Nah, formasi tanpa pelamar itu rencananya akan diperebutkan oleh pelamar umum dalam seleksi PPPK 2022.

Pelamar umum ini sesuai PermenPAN-RB Nomor 20 Tahun 2022 adalah guru honorer masa pengabdian di bawah 3 tahun, guru swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG).

BACA JUGA: Tenang, Ribuan Guru Honorer Daerah Ini Diupayakan Jadi PPPK Jelang 2024

Dalam tes nanti, lulusan PPG atau yang punya sertifikat pendidik mendapatkan tambahan nilai kompetensi teknis sebesar 100 persen. Guru disabilitas afirmasi kompetensi teknisnya 10 persen.

Kondisi tersebut membuat guru honorer negeri lulus passing grade waswas. Mereka khawatir yang lulus PG tidak semua terakomodasi.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Kirim 2,6 Juta Eksemplar Buku ke Daerah 3T

"Sebaiknya 117 ribuan itu dialihkan untuk guru lulus PG saja. Saya yakin banyak guru yang memilihnya ketimbang masuk keranjang menunggu antrean," kata Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Selasa (12/7).

Dia menyebutkan, secara angka 193.954 guru lulus PG hasil seleksi PPPK 2021 bisa terangkut semuanya tahun ini.

Namun, secara kuota formasi ada ratusan Pemda belum aman karena yang lulus PG lebih banyak.

Dia mencontohkan, guru bahasa Inggris yang kuotanya tidak sebanyak lulusan PG. Sementara, formasi lainnya kuotanya masih tersedia.

Dikhawatirkan guru honorer, formasi tersebut kemudian diisi oleh guru prioritas 2 dan 3 yang tidak dites, tetapi hanya observasi.

"Ini bahaya, bisa-bisa guru lulus PG malah masuk keranjang, sedangkan yang tidak lulus dan belum ikut tes mengisi formasinya karena ijazahnya linier," kata Heti.

Sebagai solusinya , Heti mengusulkan pemerintah untuk penempatan guru lulus PG tidak melihat ijazahnya linier dan tanpa melihat formasi.

Contohnya, jika formasi yang kuotanya banyak adalah guru kelas, maka guru mata pelajaran (mapel) bisa mengisinya. Jangan sampai mereka masuk keranjang, menunggu antrean.

Jika kuotanya habis, Heti mengusulkan para guru lulus PG ini diberikan pilihan. Apakah mau ditempatkan di daerah 3T. Jika bersedia, maka 117 ribuan formasi tanpa pelamar itu difokuskan kepada guru lulus PG.

Dengan cara itu, Heti optimistis makin sedikit guru lulus PG yang masuk keranjang.

"Jujur saja ya, saat ini banyak guru lulus PG penuh kekhawatiran apakah posisinya aman atau tidak. Jadi, tolong pemerintah fokuskan pada penuntasan guru lulus PG dahulu karena kami sudah teruji kompetensinya," pungkas Heti Kustrianingsih. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler