Guru Ngaji Terima Insentif dari Gubernur Jateng, Terharu

Jumat, 29 Maret 2019 – 07:24 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, KUDUS - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran untuk insentif untuk guru madrasah diniyah (Madin), TPQ, guru ngaji dan pengasuh pondok pesantren.

Insentif akan diberikan melalui dana hibah dengan total sekitar Rp 205 miliar. Tercatat hingga saat ini sudah ada 171.131 orang yang terdaftar akan menerima insentif tersebut.

BACA JUGA: Mendagri Terkesan Melindungi Ganjar Cs

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara simbolis menyerahkan insentif kepada guru madrasah diniyah se-Jawa Tengah di GOR Kabupaten Pati, Rabu (27/3). Pemberian insentif itu diberikan kepada Ali Badrudin, 53. Guru Ngaji Asal Gabus, Kabupaten Pati.

Badrudin mengaku tidak menyangka dirinya bisa menerima bantuan itu. Lebih bersyukur dia bertemu langsung dengan Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Kemendagri Harus Adil soal Kasus Ganjar Pranowo, Jangan Nanti Kades Saja

BACA JUGA: Ganti Rugi Lahan Tol Malang – Pandaan, Warga Minta Rp 25 Juta per Meter

"Kami (guru-guru diniyyah, Red) tidak menyangka, pemerintah memberi perhatian pada kami. Kami ini siapa sih, cuma guru ngaji. Senang, tapi rasanya gimana gitu, saya terharu," ujarnya.

BACA JUGA: Dukung Jokowi, Ganjar Tak Merasa Ribet soal Kampanye

Meski terus tersenyum, tapi dia terbata-bata ketika diminta mengungkapkan perasaan setelah menerima buku tabungan. Dalam buku tabungan itu berisi nominal bisyaroh yang diserahkan secara oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dia telah mengajar ngaji selama 23 tahun. Dia lulusan Pondok Pesantren Sendang Senori Tuban Jatim. Oleh para tetangganya ia dianggap mumpuni dalam penguasaan ilmu agama. Karena itu pada 1996 dia diminta mengajar ngaji.

”Ini memang apresiasi dari pemerintah. Agar ustad bisa profesional membimbing santri. Baru kali ini. Setelah pak Ganjar berpasangan dengan Gus Yasin," katanya.

Hal tersebutlah yang membuatnya terharu. Tidak pernah dalam benaknya bakal menerima bisyaroh dari Pemprov. Meskipun telah tercantum dalam daftar guru ngaji di Kemenag dan sempat menerima kabar sehari sebelum acara via WhatsApp.

Mulanya dia tidak menghiraukan undangan tersebut, sampai akhirnya salah seorang kawannya menyambangi dan mengajak berangkat.

"Lha kami ini siapa sih, cuma guru ngaji. Senang, tapi rasanya gimana gitu, saya terharu," katanya.

Dia bersama 5 ribu guru ngaji Kabupaten Pati menerima insentif sebesar Rp 1,2 juta selama satu tahun. Dibagikan per triwulan.

Menurut Ali, jika dihitung uang sebesar itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. Namun dia sama sekali tidak mempersoalkan hal itu.

"Bukan persoalan cukup atau tidak cukup. Secara matematis tidak cukup. Tapi kok masih mau memikirkan ustadz-ustadzah yang selama ini teman-teman memang diniati lillahi ta'ala. Diberi bisyaroh alhamdulillah diberi sedikit pasti berkah. Guru-guru ngaji tidak pernah menjadikan uang sebagai tujuan tapi berjuang. Semuanya tetap Alhamdulillah," katanya.

Ganjar mengatakan, pemberian dana itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terhadap guru madrasah agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi masa depan.

"Dulu ketika sama Gus Yasin punya niat, jika kelak terpilih memimpin Jawa Tengah, ayo bantu guru-guru ngaji. Karena perjuangan guru-guru madrasah dalam mendidik anak-anak kita sangat luar biasa. Ini penghormatan kami kepada panjenengan, semoga barokah," katanya.

Ganjar menjelaskan, pemberian bisyaroh ini merupakan janji politiknya saat berkampanye bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pada Pilgub 2018 silam.

Saat itu dia bertekad membantu guru ngaji yang hanya berpenghasilan Rp 100 ribu per bulan dan saat ini kali pertama pemerintah provinsi memberikan insentif pada guru ngaji seluruh Jateng.

"Sudah menitipkan anak-anak sehingga tahu agama, bisa ngaji, mengerti tentang berislam dengan baik dan bisa menyampaikan Islam rahmatan Lil alamin betul-betul bisa diwujudkan. Dengan satu harapan, kami hanya menyampaikan terima kasih. Kami tidak bisa memberikan banyak, tapi itu rasa cinta kami pada mereka yang kita wujudkan dengan pemberian, yang kami malu sebenarnya karena terlalu sedikit. Tapi dengan itu insyaallah ini jadi ikhtiar kita untuk memperhatikan mereka," katanya. (RK)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jateng Kandang Banteng, Ganjar Tak Ikhlas Jika Jokowi Kalah


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler