jpnn.com - JAKARTA - Guru P1 tanpa formasi PPPK 2021/2022 meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan cut off data 2023. Pasalnya, data guru honorer yang akan dijadikan patokan Kemendikbudristek dalam seleksi PPPK 2023 ialah data pokok kependidikan (dapodik) 2022.
Menurut Ketua Umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih, hal itu akan merugikan honorer. Dia menyebutkan dari 62.546 guru P1 yang belum mendapatkan penempatan pada PPPK guru 2022, cukup banyak yang sudah berpindah sekolah, bahkan daerah.
BACA JUGA: 1.700 Honorer di Biak Numfor Didaftarkan sebagai Peserta BPJAMSOSTEK
Penyebabnya karena mereka sudah diberhentikan oleh kepala sekolah sehingga terpaksa mencari peluang di sekolah lain.
Tidak sedikit pula guru honorer yang hijrah ke kabupaten/kota lain agar mendapatkan sekolah baru.
BACA JUGA: 1.139 Guru Honorer Daerah Ini Diprioritaskan Diangkat jadi PPPK
"Itu banyak guru honorer SMP mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) pindah ke daerah lain, meski masih dalam satu provinsi, tetapi sudah beda daerah kewenangan. Itu karena daerah yang dituju masih butuh guru PKWU," terang Heti kepada JPNN.com, Rabu (7/6).
Namun, segala daya upaya guru P1 itu akan sia-sia jika Kemendikbudristek tetap menetapkan cut off data 2022.
BACA JUGA: Sultan Usulkan Guru Honorer Senior Diangkat Jadi ASN Tanpa Tes
Sebab, banyak guru P1 yang tidak memenuhi syarat tersebut.
Heti mengungkapkan bagaimana kondisi guru lulus PG tanpa formasi PPPK yang seperti ayam kehilangan induknya.
Sekolah di mana mereka bernaung memberhentikan secara sepihak dengan alasan sudah lulus PG PPPK.
Padahal, pada 2021, tercatat 193.954 guru honorer tidak mendapatkan penempatan.
Ironinya, dari 193.954 guru itu, tidak semuanya dipertahankan sekolah.
Yayasan maupun sekolah negeri meminta guru lulus PG untuk berhenti dan mencari sekolah lain.
"Memang paling banyak diberhentikan itu guru swasta, tetapi sekolah negeri juga tidak sedikit, loh,” cetus Heti.
Untuk menjaga nama tetap ada di dapodik, tambahnya, para guru lulus PG ini akhirnya berpindah ke sekolah lain.
Oleh karena itu, Heti menyarankan kepada guru P1 untuk mendekati pemda masing-masing.
Selain memperjuangkan tambahan formasi, juga mendorong cut off 2023.
"Jangan hanya berdiam diri. Ayo forum guru bergerak mendekati pemda dan suarakan cut off dapodik 2023 agar seluruh P1 masuk," ucapnya.
Dia yakin jika pemda didekati dengan baik, maka pada rakor pemenuhan formasi PPPK guru 2023, aspirasi guru P1 akan disuarakan.
"Jika semua daerah kompak meminta cut off dapodik 2023 untuk P1, tidak akan mungkin Kemendikbudristek akan mengabaikannya. Saya yakin Kemendikbudristek ingin menuntaskan sisa guru P1 tahun ini kok," pungkas Heti Kustrianingsih. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad