jpnn.com - jpnn.com - Salah satu anggota Komisi X DPR, Dadang Rusdiana, mengkritisi pemerintah terkait pernyataannya yang menyebut bahwa guru di Indonesia itu sudah berlebih.
Menurut Dadang, pernyataan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan jumlah guru di lapangan yang jelas-jelas masih kurang. Kalau pun terlihat banyak, lantaran diisi guru honorer.
BACA JUGA: Kepala Sekolah SD dan SMP, Siap-siap ya
"Pengangkatan guru PNS yang terus ditunda karena alasan jumlah guru berlebih. Di lihat dari angka memang berlebih, tapi aslinya kurang loh," kata politikus Hanura ini dalam raker Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Kamis (19/1).
Dia menyebutkan, di sekolah-sekolah negeri, jumlah guru PNS dan swasta sangat timpang. Guru PNS hanya dua, tenaga honorer lima. Secara kasat mata tidak bisa dibedakan yang PNS dan honorer karena sama-sama menggunakan segaram serta menjalankan tugas layaknya pegawai negeri.
BACA JUGA: Sabar ya Bapak dan Ibu, Gaji Belum Bisa Cair
"Kita masih kekurangan guru PNS karena jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding honorer. Tolong ini diperhatikan pemerintah" tuturnya.
Sementara itu Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titiek Purwaningsih mengatakan, tugas guru honorer yang setara PNS membuat mereka berjuang untuk dijadikan aparatur sipil negara. Meski mengerjakan tugas PNS, tapi hak yang diterima jauh dari ekspektasi.
BACA JUGA: Korupsi Mobil, Dua Guru Masuk Bui
"Masa adil, kami digaji Rp 300 ribu, yang guru PNS jutaan, sementara kami sama-sama melaksanakan tugas seperti guru PNS. Kami berharap pemerintah mempertimbangkan hal ini," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMK Kekurangan 18 Ribu Guru Produktif
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad