Guru SMPN Dibunuh Perampok di Depan 2 Cucunya, Bersimbah Darah

Rabu, 23 Agustus 2017 – 16:57 WIB
Garis Polisi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, CIAMIS - Uun Ruhimat (60), guru SMPN 1 Pamarican dibunuh kawanan perampok yang masuk ke rumahnya di Pamarican Ciamis, Jabar, Selasa dini hari (22/8).

Aksi para parampok bertopeng membunuh guru yang delapan hari lagi pensiun ini disaksikan dua cucu dan satu putranya.

BACA JUGA: Membangun Potensi Wisata Harus Ada Sinergisitas

Mereka bersembunyi di tempat tidur. Adapun Sudarni (54), istri korban pingsan dipukul para penjahat.

Tetangga korban –di Dusun Pamarican RT 06 /02 Desa Pamarican Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis— Ikin Saikin (47) baru mengetahui Uun meninggal Selasa pagi.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Cek Langsung Pencairan Bansos PKH di Ciamis

Salah satu cucu korban, Ah (10), mendatangi rumahnya. Dia menerangkan kakeknya dibunuh para perampok.

Ikin beserta tetangganya, Ajat Sudrajat (42) dan warga lainnya mendatangi rumah guru SMPN 1 Pamarican itu.

BACA JUGA: Tiga Pegawai BPN Ciamis Kena OTT Tim Saber Pungli

Saat mereka ke rumah korban, pintunya tidak dikunci. Pintu hanya disandarkan. Itu untuk menutupi pintu karena rumah korban sedang direhab.

“Saat kami juga buka pintunya sempat susah karena terhalang jasad korban,“ ucap Ikin ditemui di halaman Kamar Mayat RSUD Ciamis Selasa siang (22/8).

Usai pintu dibuka, Ikin kaget. Korban telungkup. Tangannya menyilang ke atas. Dia bersimbah darah. Di kepalanya ada bekas luka bacok cukup panjang. Uun sudah meninggal.

Ikin dan warga lainnya lalu masuk ke dapur. Di sana, istri korban, Sudarni (54) telungkup. Dia pingsan.

Kejadian itu lalu dilaporkan warga ke pihak desa dan Polsek Pamarican. Istri korban lalu dibawa ke puskesmas.

Dia sempat sadar lalu pingsan lagi usai mengetahui suaminya wafat. “Beberapa kali korban itu sempat pingsan,“ ungkapnya.

Ajat Sudrajat (42) mengaku mendapatkan keterangan dari cucu korban bahwa yang menghabisi kakeknya adalah dua orang yang bertopeng hitam. Jumlahnya dua orang. Satu orang membawa golok.

Dua cucu korban dan putra korban –yang masih kecil— juga mendengar perampok menanyakan kunci mobil kepada kakeknya itu.

“Jadi ketiga anak itu mengaku keluar dari bawah kasus sekitar pukul 06.00 setelah keluar kakeknya meninggal dan neneknya ada di dapur pingsan serta melapor kepada warga,” bebernya.

Pengakuan istri korban kepada Ajat bahwa para perampok mengambil uang Rp 10 juta di laci. Sementara Rp 2 juta lebih lagi masih ada.

Para perampok kabur lewat ruang tamu dan sempat menyandarkan pintu depan. Terdengar juga suara sepada motor.

“Saya heran padahal warga malam itu meronda sampai malam sekitar 03.00. Sama sekali tidak mengetahui ada kejadian itu. Bahkan malam itu juga ramai karena ada hiburan,” ujar Ajat.

Di mata Ajat, korban orang baik. Uun selalu berbaur dengan masyarakat. Korban juga mempunyai jadwal ronda malam.

“Makanya saya juga kaget baru kali ini di kampung ada kejadian perampokan. Bahkan yang dibunuhnya orang baik lagi,” ucapnya.

Paur Humas Polres Ciamis Iptu Hj Iis Yeni Idaningsih SH menjelaskan kronologi perampokan di rumah Uun.

Istri korban, Sudarni (54), Selasa (22/8) pukul 02.00 Sudarni bangun dari tidur. Dia membangunkan suaminya (korban) dan meminta mengantarnya ke WC untuk buang air kecil.

Saat keluar dari kamar mandi, di ruang keluarga terlihat ada dua orang memakai teregos (topeng). Dua laki-laki itu langsung mendekati korban dan berkata, “Mana uang dan kunci mobil?”

“Lantas pengakuan Sudarni kepada anggota bahwa saat ada kesempatan berusaha untuk lari ke depan sampai teras rumah berteriak minta tolong ke warga sekitar,” terang Iis.

Namun, Sudarnmi dikejar salah satu pelaku. Dia langsung dipukul di bagian belakang. Tangan kirinya ditarik. Dia dibawa sampai ke ruang dapur. Kemudian Sudarni diikat ke kursi. Lalu dia tidak sadarkan.

Sementara suami korban saat itu sempat melakukan perlawanan kepada dua pelaku, hingga kepala korban dibacok. Dia meninggal dunia di ruang tamu.

Hasil pemeriksaan Tim Inafis Polres Ciamis dan Puskesmas Pamarican korban meninggal akibat luka di kepala bagian belakang sebelah kanan.

Itu diduga akibat benda tajam, luka robek akibat benda tumpul d ibagian atas telinga sebelah kanan dan luka memar di kening sebelah kiri. Diduga korban kehabisan darah sehingga meninggal dunia.

“Jasad korban setelah dibawa ke RSUD Ciamis, kita juga sorenya langsung bawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani otopsi,“ terang Iis.

Adapun barang-barang yang para perampok bawa, kata Iis, uang tunai Rp10 juta di laci. Adapun mobil Avanza di garasi tidak mereka bawa kabur. “Untuk kasus ini masih dalam penyelidikan intensif,” ujar perwira pertama ini.

Kasat Reskrim Polres AKP Kartono Gumilar SIP menjelaskan kasus perampokan di rumah guru SMPN 1 Pamarican itu terus pihaknya dalami.

Kini, Sat Reskrim Polres Ciamis mengungumpulkan keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti. “Kami mengembangkan penyelidikan secara intensif guna mengungkap kasus curas itu,“ ucapnya. (isr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Ciamis, 100 Santri Pulang ke Jakarta, Ikut Nyoblos


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler