Guru Terlapor Cubit Siswi, Antara Tangis dan Pelukan

Sabtu, 02 Desember 2017 – 15:41 WIB
Guru mata pelajaran Bahasa Inggris Mala Yanti terpaksa berurusan dengan polisi karena diadukan siswinya. Foto Fajar Online/JPNN.com

jpnn.com, WAJO - Elemen mahasiswa dan partai politik bergerak memberi pembelaan dan dukungan kepada guru Bahasa Inggris SMA Negeri 3 Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Mala Yanti.

Di depan gedung sekolah, massa demonstran menggelar orasi pada Kamis (30/11). Gerakan itu disebut Aksi Peduli Guru yang berempati pada Mala yang dilaporkan siswinya, DAB ke polisi.

BACA JUGA: Tak Gentar, Guru Terlapor Pencubit Siswi Melawan

"Menurut kami, tindakan ibu Mala (mencubit, red) hanya sebatas untuk mendidik, dan itu bukanlah tindakan kekerasan guru kepada muridnya," kata Koordinator Aksi Peduli Guru, Armin Arifin seperti yang dilansir Fajar Online (Jawa Pos Group).

Armin berjanji akan terus mendampingi Mala. Armin bersama dengan kelompok pergerakan yang ada di Wajo. Di antaranya, HMI Cabang Sengkang, PMII Wajo, Garda Bangsa, Gema Saba, GP Ansor, Banser, Dema IAI, Timsar Prima, Mapala Prima, serta Lakum HAM DPC PKB Wajo.

BACA JUGA: Kids Zaman Now, Siswi Dicubit Guru, Mengadu ke Polisi

Mala Yanti dipeluk siswinya saat menemu demonstran. Foto Fajar Online/JPNN.com

Tak lama orasi digelar, Mala menemui demonstran. Ibu dua anak ini terlihat tetap tegar. Meskipun terbayang beberapa guru dijerat dan menjadi tahanan lantaran dianggap melakukan tindak kekerasan, dia tidak kendur.

Mala meyakini, aksinya yang mencubit DAB merupakan bagian tindakannya yang mendidik. Apalagi saat itu, DAB tidak memerhatikan kegiatan seminar kewirausahaan yang digelar Senin (06/11) lalu. Acara itu juga diikuti oleh siswa dan siswi SMA Negeri 3 Wajo lainnya.

"Pada saat kegiatan berlangsung, saya menegur DAB dari kejauhan. Dia duduk di pojok ruangan bersama temannya sedang menggunakan handphone," ujarnya, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Tancung Kecamatan Tanasitolo, Wajo Rabu (29/11) kepada Fajar Online (Jawa Pos Group).

Karena tidak memperhatikan teguran tersebut, Mala terpaksa menghampiri siswi kelas satu itu, kemudian mencubitnya sebanyak dua kali di bagian lengan, serta menepuknya sekali.

"Saya sebagai guru mencubitnya untuk mendidik. Apalagi, siswi bersangkutan menggunakan handphone, pada saat kegiatan sekolah berlangsung. Dan memang sekolah melarang murid membawa HP," jelasnya.

Di hadapan demonstran dan disaksikan siswa dan siswi SMA Negeri 3 Wajo, Mala mengucapkan terima kasih atas sokongan menghadapi laporan DAB dan orang tuanya.

Melihat gelombang dukungan yang begitu banyak, Mala terharu. Sambil terisak, dia mengucapkan terima kasih khusus kepada orang yang telah menggalang dukungan untuk menghadapi pengaduan siswinya.

"Saya berpesan kepada semua teman mahasiswa, sekiranya aksi unjuk rasa ini bisa berlangsung tertib dan tidak anarkis," kata Mala.

Belum selesai terisak, suara Mala naik dan lantang dengan pekikan, "Hidup mahasiswa,".

Suasana berubah jadi mengharu biru. Puluhan siswi juga ikut terharu dan larut dalam tangis.

Siswi yang dekat Mala langsung memeluk ibu gurunya. Pelukan yang penuh harapan agar ada jalan damai hingga kasus pencubitan tidak dibawa ke ranah pidana. (man/fajaronline/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler