jpnn.com, JAKARTA - Haji merupakan rukun kelima dalam Islam. Dengan catatan, orang itu mampu melaksanakannya dari segi materi maupun fisik.
Calon jemaah haji tentu menginginkan ibadahnya selama di Makkah diterima oleh Allah Swt atau mabrur.
BACA JUGA: Gus Baha Puji Gaya Ganjar Mengartikan Bismillah Ala Kitab Kuning
Karena itu, kita sering melihat dan mendengar calon jemaah meminta didoakan agar hajinya mabrur.
Fenomena tersebut kini dikritik KH Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.
BACA JUGA: Lepas CJH Kloter 20, Zumi Zola: Semoga Jadi Haji Mabrur
Dia mengaku menerima kedatangan orang-orang yang meminta doa agar hajinya mabrur.
Namun, Gus Baha terlebih dahulu menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang haji ketimbang doa kemabruran haji.
BACA JUGA: Maruf Amin: Doa Neno Warisman Keliru, Semoga Tidak Mabrur
Saat menerima tamu seperti itu, dia selalu bertanya lebih dulu apakah sudah memahami syarat dan rukun haji.
Tak jarang, dia menyuruh mereka untuk belajar soal haji lebih dahulu.
"Sowan semestinya bukan sekadar meminta doa, tetapi diniati juga untuk menggali pengetahuan. Kiai, saya mau haji, syarat rukunnya apa? Saya bisa terangkan," ungkap Gus Baha sebagaimana dilansir situs NU Online.
Dia melanjutkan, hal-hal pokok, seperti syarat rukun tawaf, sa’i, pengertian miqat, dan sebagainya semestinya didahulukan ketimbang meminta doa haji mabrur.
Gus Baha menganalogikan orang yang meminta doa haji mabrur tetapi belum mengetahui esensi haji sama dengan orang yang belum bisa naik motor tetapi minta didoakan selamat.
"Orang yang minta didoakan jadi haji mabrur itu seperti orang yang enggak bisa mengendarai sepeda motor, tetapi minta didoakan selamat," katanya.
Jadi, menurut dia, keselamatan itu bisa diperoleh jika orang tersebut sudah bisa mengendarai motor. Haji seseorang bisa mabrur dengan memahami berbagai syarat dan rukunnya.
"Hajinya enggak bisa kok minta didoakan selamat," katanya. (mar2/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi