JAKARTA - Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ternyata masih memiliki karya yang tersisaWarisan terakhir Gus Dur tentang toleransi dan pluralisme itu diluncurkan dalam buku berjudul Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian.
"Ini buku terakhir Gus Dur sebelum beliau wafat," kata Zannuba "Yenny" Arifah Chafsoh, putri Gus Dur, dalam peluncuran buku tersebut di Pusat Kebudayaan Sokka Gakkai kemarin (6/12)
BACA JUGA: DPR Ingin Cekatan, Presiden Masih Menahan
Buku itu berisi dialog spiritual antara dirinya dan Daisaku Ikeda, tokoh Buddha pendiri Soka Gakkai InternationalMenurut Yenny, peluncuran buku ini memiliki momen yang tepat
BACA JUGA: KPK Punya Celah Ambil Kasus Gayus
Saat ini banyak orang yang lebih tenggelam pada sisi teknologiBACA JUGA: Pemberkasan Syamsul Hampir Kelar
Padahal, esensi untuk menjadi manusia adalah melakukan dialog, baik dengan Tuhan maupun sesama manusia"Dua tokoh ini mengajak kita untuk kembali berdialog," kata Yenny.Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Soemantri menambahkan, kedekatan dua tokoh dalam buku itu menunjukkan adanya keterbukaanWalaupun memiliki latar belakang dan religi berbeda, Gus Dur dan Ikeda bisa secara tulus saling mengungkapkan sisi pribadinya dalam buku"Tanpa seseorang terbuka jiwa dan pikirannya, tidak mungkin ada dialog," kata Gumilar.
Mantan Wapres Jusuf Kalla menyoroti banyaknya konflik yang masih terjadi di IndonesiaMenurut dia, banyaknya konflik yang terkadang mengatasnamakan agama itu terjadi karena minimnya dialog"Kita selama ini tidak melaksanakan gagasan-gagasan toleransi dengan baik," kata KallaGagasan itulah yang dicoba disampaikan Gus Dur dalam buku terakhirnya(bay/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPI Tuding Pemerintah Obral Izin Siaran
Redaktur : Tim Redaksi