jpnn.com, SURABAYA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan perekonomian perdesaan masih menjadi penyangga ekonomi nasional, terutama pascapandemi.
Pemanfaatan dana desa pada 2022 diprioritaskan untuk program-program pemulihan ekonomi yang sesuai dengan kewenangan desa.
BACA JUGA: Kemendes PDTT Teken MoU dengan Unsuri Surabaya untuk Perkuat Pertides
“Selain berdampak pada sektor kesehatan, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan kontraksi ekonomi, termasuk kemiskinan di desa,'' ucapnya.
Kabar baiknya, desa-desa sangat cepat belajar dan sigap mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang ditimbulkan selama pandemi ini.
BACA JUGA: Kolaborasi dengan Kadin dan Himbara, Kemendes Ingin BUM Desa Go International
Sepanjang pandemi, desa tetap berinovasi, bangkit, dan tumbuh menapaki jalan kemandirian.
Hal itu dikatakan Abdul Halim Iskandar saat menjadi narasumber pada acara Pramuktamar Muhammadiyah bertema Membangun Desa, Membangkitkan Ekonomi Lokal yang dilakukan secara daring, Selasa (8/3).
BACA JUGA: Kemendes Ungkap Dampak Positif Berlakunya UU Desa
Di forum ini, Gus Halim, sapaan Abdul Halim Iskandar, menjelaskan bahwa ada tiga prioritas fokus anggaran dana desa pada 2022.
Pertama, percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) sesuai kewenangan desa.
Menurut dia, program percepatan PEN sesuai kewenangan desa beragam.
Salah satunya, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), Badan Usaha Milik Desa Bersama, dan penanggulangan kemiskinan.
“Mayoritas BUM Desa dan BUM Desa Bersama masih melakukan transaksi selama pandemi Covid-19. Sekarang (BUM Desa) berpayung hukum dengan sumber daya finansial dalam bentuk dana desa. Saya optimistis BUM Desa bisa mengambil peran,” ujarnya.
Gus Halim mengakui, kemiskinan Indonesia naik dari 9,22 persen menjadi 10,19 persen akibat pandemi.
Namun, jika dibandingkan antara kota dan desa, kemiskinan di desa lebih rendah, yaitu hanya 0,60 persen dibandingkan kota yang mencapai 7,88 persen.
Hal itu menunjukkan bahwa desa lebih cepat dan tanggap dengan pandemi Covid-19 dibandingkan dengan kota.
"Dari data tersebut, dana yang disalurkan semakin menguatkan desa sebagai wilayah yang tahan terhadap krisis," jelas Gus Halim.
Gus Halim menyampaikan, dana desa pada 2022 difokuskan untuk menjalankan program prioritas nasional.
Gus Halim mencontohkan seperti program pendataan desa, pemetaan potensi, sumber daya, hingga penguatan ketahanan pangan.
Sementara itu, prioritas ketiga adalah penggunaan dana desa untuk mitigasi, penanganan bencana alam dan nonalam, serta sesuai dengan kewenangan desa.
"Jadi, dana desa itu boleh dibuat apa saja selain yang dilarang selama masih berkaitan dengan peningkatan SDM dan pemulihan ekonomi," tandasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi