jpnn.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar memaparkan pemetaan potensi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendukung program 'Indonesia Spice Up The World'.
Gus Halim, panggilan akrab Abdul Halim Iskandar, memaparkan hal tersebut saat menghadiri Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Indonesia Spice Up The World secara virtual, Rabu (30/6).
BACA JUGA: Anggaran KPI Mencapai Rp 60 Miliar, Bagaimana Kalau Dialihkan untuk Penanganan COVID-19?
Rapat dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Gus Halim mengatakan Kemendes PDTT bakal berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait potensi Industri Gastronomi.
BACA JUGA: Syamsurizal Setuju KASN Dihapus, Begini Alasannya
Sedang untuk BUMDes, kata Halim Iskandar, masih terus dilakukan identifikasi Potensi.
"Ada potensi jahe dan jahe merah, ada 13 BUMDes yang teridentifikasi dan terus dilakukan pendampingan," ujar Gus Halim.
BACA JUGA: COVID-19 Mengganas, DPRD Minta Penyuplai Oksigen Prioritaskan RSUD Solo
Gus Halim melanjutkan soal potensi yang dikelola BUMDes yaitu bawang merah dan kemiri, ada di 11 BUMDes.
Potensi pala dan cengkeh ada di tujuh BUMDes.
Kemudian terkait potensi lada, gula merah dan gula semut di enam BUMDes serta potensi kunyit, kencur, cabai dan sereh wangi di 11 BUMDes.
"Ini yang sekarang kami identifikasi, konsolidasi dan terus lakukan pendataan bersamaan dengan proses pemetaan dan pendataan BUMDes menuju berbadan hukum," ucapnya.
Imbas dari lahirnya UU Cipta Kerja membuat BUMDes bisa berbadan hukum dan memperluas cakupan kinerja BUMDes nantinya.
"Kami berharap, layaknya BUMDes yang telah sukses ekspor kopra dan vanila, nanti dukungan berbagai pihak, bakal lahir BUMDes yang juga lakukan ekspor," katanya.
Indonesia Spice Up The World adalah sebuah gerakan nasional yang sedang diusung pemerintah untuk tujuan meningkatkan nilai ekonomi di pariwisata, perdagangan dan investasi melalui industri gastronomi.
Gerakan nasional yang saat ini dikoordinasikan oleh Kemenko Marvest sudah digodok sejak Juni 2020 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari unsur pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, asosiasi, pemerintah dan media).
Rencananya akan diluncurkan di Dubai World Expo Oktober mendatang.(*/JPNN)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang