jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Jazilul Fawaid, SQ., MA., mengungkapkan dalam diri setiap aktivis muda Islam mesti terus ditanamkan dan dikembangkan komitmen keagamaan, kebangsaan serta nasionalisme.
Menurut Gus Jazil, panggilan akrabnya, hal ini penting karena para aktivis yang kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi yang bergabung dalam berbagai organisasi, salah satunya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), adalah jiwa-jiwa muda yang penuh energi dan semangat tinggi.
BACA JUGA: HPN 2021: Media dan Semangat Nasionalisme di Tengah Pandemik
Oleh karena itu, ujar dia, dalam setiap kegiatan mereka mesti diiringi dengan kecintaan kepada agama dan tanah air.
“Saya lihat komitmen-komitmen tersebut sudah ada dalam diri aktivis PMII, dan itu sudah tidak diragukan lagi. Semua itu harus terus dipertahankan, sebab komitmen yang kemudian terimplementasikan dalam segala kegiatan PMII adalah bentuk kontribusi nyata kepada bangsa dan negara,” katanya.
BACA JUGA: Gus Jazil MPR: Sukseskan Vaksinasi Covid-19 Tahap II, Jangan Percaya HoaksÂ
Gus Jazil menyampaikan itu saat pelantikan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta, yang digelar di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (26/2).
Turut hadir dalam acara antara lain Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, Ketua PKC PMII DKI Jakarta Rizky Abdul Rahman Wahid, dan perwakilan beberapa organisasi seperti HMI, GMNI, GPII, BEM RI, GMKI.
BACA JUGA: Gus AMI: NU dan Kiai Sabuk Pengaman Bangsa di Tengah Pandemi
Pimpinan MPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengingatkan kepada setiap aktivis muda Islam Indonesia khususnya anggota PKC PMII DKI Jakarta, perjuangan serta dakwah di tengah pandemi Covid-19 tidaklah mudah.
“Untuk menghadapi itu, minimal para aktivis tidak miskin spiritualnya, harus terus ditempa,” katanya.
Selain itu, perjuangan aktivis muda perlu bekal seperti kaderisasi yang kompak dan tangguh serta butuh penguatan mental dalam diri pribadi masing-masing. “Supaya, agar apa yang diperjuangkan akan berhasil nanti,” ujarnya.
Gus Jazil yang juga sebagai Ketua Majelis Pembina Daerah (Mabinda) PMII ini menyampaikan tiga poin wasiat yang disampaikan Rasulullah SAW kepada dua sahabatnya, Abu Dzar dan Muadz bin Jabal, untuk dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan.
Pertama, ittaqillah haytsumaa kunta yang menjadi jiwa ahlusunnah wal jamaah yakni jadikan Tuhan itu ada dan mengawasi setiap kegiatan, keinginan, serta cita-cita.
“Poin ini sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yakni pada sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan makna dan implementasi yang seiring sejalan,” imbuhnya.
Kedua, wa atbi’issayyiatal hasanata tamhuha yang bermakna jika melakukan keburukan, maka segera mungkin tutup dengan melakukan kebaikan.
“Kita adalah manusia biasa, pasti melakukan kesalahan tetapi harus cepat menyadari dan lakukan kebaikan untuk menutup itu,” tambahnya.
Ketiga, wa khaliqinnasa bi khuluqin hasan, yang artinya bergaulah dengan siapa pun dengan akhlak dan moral yang mulia. “Moral baik itu penting. Jika dalam bergaul dan beraktivitas kalian dikenal tidak baik, jangankan lingkungan, keluarga saja pasti tidak akan suka,” ucapnya.
Di sesi akhir, Gus Jazil mengajak seluruh elemen aktivis muda Islam Indonesia mulai dari sekarang untuk bangkit memperbaiki diri terutama akhlak, dan moral sesuai dengan tuntunan agama.
“Memang di era modern ini membentuk karakter diri dengan akhlak mulia tidaklah mudah. Namun, jika dilakukan, maka selain akan bermanfaat buat diri sendiri juga akan bermanfaat untuk lingkungan masyarakat,” pungkasnya. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy