Gus Jazil Berharap Santri Terus Mengembangkan Diri Sesuai Kemajuan Zaman

Kamis, 21 Oktober 2021 – 23:22 WIB
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid atau Gus Jazil. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid bersyukur tahun ini adalah keenam kalinya Hari Santri Nasional kembali diperingati.

Menurutnya penetapan Hari Santri pada 22 Oktober merupakan bentuk perhatian pemerintah.

BACA JUGA: Refleksi Hari Santri, Gus Muhaimin: Pesantren Solusi Persoalan Pendidikan Nasional

Peringatan Hari Santri 2021 mengangkat tema 'Santri Siaga Jiawa Raga.

"Santri sejak dulu jiwa dan raganya dibutuhkan dan diperlukan masyarakat," kata Gus Jazil, sapaan akrabnya, Kamis (21/10).

BACA JUGA: Hari Santri, Gus Yahya Beri 4 Saran Agar Pesantren Hidup di Tengah Pandemi

Gus Jazil menceritakan ketika bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan, santri di bawah komando ulama atau kiai, jiwa dan raganya bergerak menjadi laskar-laskar pejuang yang turun ke medan laga.

Salah satunya lahirnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang menjadi dasar tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Santri.

Kini Indonesia sudah merdeka dan zaman berubah. Meskipun demikian menurut Gus Jazil yang tidak berubah dari pesantren, yaitu tinggal ratusan hingga ribuan santri sebagai kontribusi mereka menjadi penggerak perekonomian.

BACA JUGA: Hari Santri, Wamenag Ingatkan Ancaman Industri 4.0

“Kehadiran santri di pesantren-pesantren yang ada di berbagai wilayah di Indonesia mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di sana,” ujarnya.

Dalam menyongsong masa depan, Gus Jazil berharap para santri terus mengembangkan diri sesuai dengan kemajuan zaman. Tidak hanya tekun menuntut ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu alam, teknologi, ekonomi, sosial, dan politik.

“Dengan memadukan ilmu agama dan ilmu-ilmu yang lain membuat santri akan menjadi manusia yang utuh,” harap Gus Jazil.

Gus Jazil meyakini dengan menguasai berbagai macam ilmu santri bisa menjadi sosok yang mandiri dan bisa diserap dalam sendi kehidupan masyarakat.

“Sekarang banyak alumni pesantren kerja di dunia perbankan, lembaga penelitian, dan tempat-tempat yang sebelumnya dipenuhi oleh lembaga pendidikan umum,” paparnya.

Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu berharap agar pemerintah memperhatikan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pesantren.

“Sebab di sanalah para santri berada dan menimba ilmu,” ungkap Gus Jazil.

Dia juga berharap kehadiran negara untuk secara serius meningkatkan mutu pendidikan di pesantren.

“Di sinilah pentingnya pemerintah memperhatikan dan membantu pesantren dalam berbagai hal,” tegasnya.

Gus Jazil berharap agar kehadiran Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren dijalankan secara maksimal sehingga tujuan pasal 3 pada UU tersebut bisa tercapai.

“Tujuannya di antaranya adalah membentuk pemahaman agama dan keberagamaan yang moderat dan cinta tanah air,” pungkas Gus Jazil. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Santri di Masa Pandemi, Semoga Tak Ada Klaster Pesantren Lagi


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler